Menurut Trump, Harris sangat terlihat jika dirinya membenci Israel, terutama ketika wakil presiden AS tersebut tidak ingin bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Dia bahkan tidak mau bertemu dengan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu ketika dia pergi ke Kongres untuk menyampaikan pidato yang sangat penting," lanjutnya.
Selain itu, Trump juga menuduh Harris membenci penduduk Arab.
"Pada saat yang sama, dengan caranya sendiri, dia membenci penduduk Arab," kata Trump.
"Karena seluruh tempat itu akan hancur: orang Arab, orang Yahudi, Israel. Israel akan lenyap," tambahnya.
Namun tuduhan tersebut langsung dibantah oleh Harris.
"Itu sama sekali tidak benar," tegasnya.
Harris menjelaskan bahwa dirinya sudah sejak lama mendukung Israel.
"Seluruh karier dan hidup saya mendukung Israel dan rakyat Israel," jelasnya.
Perdebatan yang memanas antara dua kandidat ini diakhiri dengan para kandidat yang saling menggambarkan satu sama lain sebagai pemimpin buruk yang tidak seharusnya dipilih.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel tidak berhenti melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza.
Hingga saat ini, warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 41.000 orang.
Sementara korban luka akibat serangan Israel telah mencapai 95.000 warga Palestina.
Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Pilpres AS, Kamala Harris, Donald Trump dan Konflik Palestina vs Israel