Tak hanya warga sipil, staf Kementerian Informasi Lebanon dan beberapa gedung di Beirut juga menerima panggilan telepon berisi rekaman suara berisikan perintah mengosongkan gedung guna menghindari serangan.
“Kami menyarankan warga sipil dari desa-desa Lebanon yang berada di dalam dan di samping bangunan dan area yang digunakan oleh Hizbullah untuk tujuan militer, seperti yang digunakan untuk menyimpan senjata, untuk segera keluar dari bahaya demi keselamatan mereka sendiri,” tegas Hagari, dalam sebuah konferensi pers.
Menurut Kantor Kementerian Informasi Lebanon, pesan peringatan ini dikirimkan Israel pada warga Lebanon melalui telepon hingga pesan singkat.
Adapun peringatan tersebut adalah yang pertama kali dikeluarkan oleh IDF di Lebanon, setelah konflik pecah pasca Hizbullah menyatakan dukungan untuk Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Lebanon Pasang Status Bahaya 48 Jam
Konflik panas antara Israel dengan Hizbullah, mendorong Para pemimpin Lebanon mengeluarkan peringatan bahaya dalam 48 jam kedepan buntut risiko kekerasan dan eskalasi lebih lanjut.
"Ini akan menjadi 48 jam yang sangat, sangat, sangat berbahaya yang akan disaksikan negara ini untuk melihat bagaimana reaksinya nanti,” kata Menteri Ekonomi Lebanon, Amin Salam
"Serangan itu menciptakan reaksi yang sangat besar, bahkan dengan orang-orang di Lebanon yang menentang Hizbullah, sekarang mereka lebih mendukung Hizbullah," imbuhnya.
Terpisah, selama sepekan terakhir warga Lebanon terus mengalami ancaman teror bom.
Ancaman ini bermula setelah Pasukan keamanan internal Lebanon mengatakan, sejumlah perangkat komunikasi nirkabel meledak bersamaan di seluruh Lebanon, terutama di pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah.
Adapun pager yang meledak adalah model terbaru yang dibawa oleh Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir, kata tiga sumber keamanan.
Sehari pasca teror bom pager terjadi, rentetan ledakan kembali terjadi di seluruh Lebanon, bersumber dari perangkat komunikasi lain yakni walkie-talkie.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan perangkat komunikasi walkie-talkie meledak di markas Hizbullah di Beirut timur dan selatan serta di wilayah timur Bekaa.
Insiden ini menewaskan 20 orang dan melukai 450 orang lainnya.
Militan sayap Kanan Lebanon, Hizbullah menuding Israel sebagai dalang utama rentetan ledakan pager yang terjadi di Lebanon dan Suriah.
"Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan kriminal ini yang menyebabkan beberapa orang menjadi martir (tewas), berdampak pada warga sipil, dan melukai banyak orang dengan berbagai jenis luka," kata kelompok militan Lebanon itu.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)