China memerintahkan warganya yang berada di Israel dan Lebanon untuk segera meninggalkan wilayah tersebut.
Peringatan ini dilontarkan seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.
"Untuk saat ini, situasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sangat tegang, dengan sering terjadi konflik militer," kata Kedutaan Besar China di Israel, dilansir dari CNA.
"Kondisi keamanan di Israel tetap parah, kompleks, dan tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu itu meminta warga China untuk kembali ke rumah atau pindah ke daerah yang lebih aman sesegera mungkin," imbuhnya.
Inggris Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
Mengantisipasi adanya korban jiwa akibat serangan Israel ke markas-markas Hizbullah yang ada di Lebanon, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy akhir pekan kemarin mendesak warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon.
"Pesan saya kepada warga negara Inggris di Lebanon adalah segera pergi ketika penerbangan komersial masih tersedia. Ketegangan tinggi dan situasi dapat memburuk dengan cepat," kata Lammy.
Dalam percakapan telepon dengan Menlu Lebanon Najib Mikati, Lammy menyatakan keprihatinan mendalam tentang meningkatnya ketegangan dan jatuhnya korban sipil di Lebanon.
Kedua menlu dilaporkan turut membahas perlunya negosiasi untuk menemukan solusi, guna memulihkan stabilitas dan keamanan di Garis Biru.
AS Rilis Travel Advisory
Menyusul yang lainnya, pemerintah AS ikut mendesak warga Amerika Serikat di Lebanon untuk meninggalkan negara itu ketika layanan penerbangan komersial masih tersedia.
“Karena sifat konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel yang tidak dapat diprediksi dan ledakan baru-baru ini di seluruh Lebanon, termasuk Beirut, Kedutaan Besar AS mendesak warga AS untuk meninggalkan Lebanon ketika layanan penerbangan komersial masih tersedia,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam travel advisory terbarunya.
Untuk mencegah adanya korban jiwa, pemerintah AS bahkan memperketat aturan.
Yakni dengan mengeluarkan travel advisory atau nasihat perjalanan untuk warganya ke Lebanon ke klasifikasi tertinggi do not travel (jangan bepergian).
Aturan ini dirilis setelah serangan brutal Israel menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah dalam serangan udara di Beirut selatan.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)