News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Geopolitik Memanas, Singapura Beli 2 Kapal Selam Baru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Geopolitik Memanas, Singapura Beli 2 Kapal Selam Baru

Sejumlah kapal selam bertenaga nuklir, seperti milik Cina, Rusia, dan Amerika Serikat, lebih senyap, dengan kecepatan maksimum yang jauh lebih tinggi dan jangkauan yang lebih jauh, tetapi harganya juga lebih mahal.

Angkatan Laut Cina juga memodernisasi kapal selamnya, dan hampir menyelesaikan proyek rudal balistik Tipe 096. Kapal selam rudal balistik semacam itu punya keunggulan strategis yang memungkinkan negara pemiliknya menyembunyikan sebagian persenjataan nuklir mereka.

Indonesia juga telah memesan dua kapal selam canggih kelas Scorpene dari perusahaan kapal milik Prancis, Naval Group. Malaysia telah mengoperasikan dua versi lama kelas Scorpene.

Konflik di kawasan ini kembali memanas setelah Beijing makin gencar mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut Cina Selatan, mengesampingkan klaim sejumlah negara Asia Tenggara atas wilayah ini, dan putusan internasional bahwa klaim Cina tidak punya dasar hukum.

Sistem rudal AS menetap di Filipina?

Sementara Kepala Militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner, pada hari Rabu (25/09) mendukung penempatan sistem rudal AS di negaranya secara permanen. Angkatan Darat AS mengatakan pada bulan April bahwa mereka telah menempatkan sistem rudal jarak menengah Typhon di Filipina utara untuk latihan militer gabungan tahunan.

Namun sistem rudal itu tetap ada di sana beberapa bulan setelah latihan perang. Kedua negara terikat oleh pakta pertahanan bersama.

"Jika diberi pilihan, saya ingin Typhon berada di Filipina selamanya karena kami membutuhkannya untuk pertahanan," kata Brawner kepada wartawan di sela-sela pameran pertahanan di Manila.

Kehadiran sistem rudal AS di tanah Filipina telah membuat Beijing meradang. Menteri Pertahanan Cina Dong Jun memperingatkan pada bulan Juni bahwa penempatan Typhon "sangat merusak keamanan dan stabilitas regional."

Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro, yang berbicara kepada wartawan di acara yang sama dengan Brawner, tidak membenarkan atau membantah bahwa sistem Typhon akan tetap berada di Filipina. Teodoro mendesak Beijing untuk berhenti mencampuri urusan Filipina.

ae/hp (Reuters, AFP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini