Dalam kesempatan tersebut Wang Yi juga menyatakan dukungan yang kuat untuk Lebanon dan berjanji akan menjaga kedaulatan, keamanan, dan martabat Lebanon dari serangan brutal Israel.
"Tiongkok telah mengikuti dengan seksama perkembangan terakhir di kawasan tersebut, terutama ledakan perangkat komunikasi baru-baru ini di Lebanon. Kami tegas menentang serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil," kata Wang Yi mengutip dari Anadolu.
Dukungan itu disampaikan Wang Yi saat menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib di New York pada Selasa (24/9/2024).
Menurut diplomat tinggi China tersebut, hukum kekerasan hanya dapat menghancurkan perdamaian, dan tidak akan menyelesaikan konflik Timur Tengah.
Oleh karenanya China dengan tegas menentang serangan tanpa pandang bulu yang dilakukan militer Israel terhadap warga sipil Lebanon.
“China mengutuk keras tindakan apa pun yang melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional,” tegas Wang Yi.
Menlu China juga menyampaikan harapan Beirut akan mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi keselamatan warga China di Lebanon.
Korban Tewas di Lebanon
Serangan brutal militer Israel yang menargetkan markas-markas Hizbullah di beberapa wilayah Lebanon telah memicu lonjakan korban jiwa.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan setidaknya 558 orang tewas, termasuk 50 anak-anak, dan ribuan orang lainnya terluka.
Baca juga: Pakar: Perang Lebanon Adalah Perang Ketiga yang Disponsori Joe Biden
Jumlah korban ini menjadikan serangan tersebut sebagai yang paling mematikan di Lebanon dalam beberapa dekade terakhir.
Semenetara Hizbullah mengonfirmasi bahwa setidaknya 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan utama Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan Israel tersebut.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menegaskan pasukannya akan terus melakukan pemboman yang lebih intensif terhadap benteng pertahanan Hizbullah.
Menurut Hagari pihaknya telah menargetkan lebih dari 300 situs Hizbullah di Lebanon dalam gelombang serangan udara selama 24 jam terakhir.
Pengumuman tersebut muncul tak lama setelah Israel memulai apa yang disebutnya sebagai putaran baru serangan besar-besaran di seluruh Lebanon.