Khamenei Menyerukan Perlawanan kepada Israel, Setiap Orang Berhak Membela Negara dari Para Agresor
TRIBUNNEWS.COM- Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memimpin salat Jumat di Teheran untuk pertama kalinya dalam lima tahun, menyampaikan khotbah dalam bahasa Persia dan Arab di mana ia menegaskan kembali dukungannya bagi kelompok Arab yang memerangi Israel.
Pidato tersebut disampaikan di tengah kekhawatiran akan tindakan balasan Israel terhadap Iran menyusul serangan rudal besar pada 1 Oktober terhadap Israel oleh Republik Islam.
Khamenei mengawali pidatonya dengan menyerukan persatuan umat Muslim dan perlunya membela Palestina dan Hizbullah di Lebanon.
Ia menegaskan bahwa Hamas dan Hizbullah memiliki hak hukum untuk memerangi Israel.
"Setiap orang berhak membela tanah, rumah, negara, dan kepentingan mereka dari para agresor."
"Kita harus mengencangkan ikat pinggang pertahanan, …dari Afghanistan hingga Yaman, Iran hingga Gaza dan Lebanon….di semua negara Islam. Itulah isu pertama yang ingin saya bahas."
Kehadiran ulama tua itu menarik perhatian banyak orang, yang memperingati mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Bagian kedua khotbahnya dalam bahasa Arab dimaksudkan untuk menggalang dukungan bagi sekutu Republik Islam di wilayah tersebut.
Penempatan mencolok Abdullah Safieddine, perwakilan Hizbullah di Iran dan saudara Hashem Safieddine, yang menjadi sasaran Israel pada malam sebelumnya, terlihat saat ia duduk di dekat Khamenei selama salat Jumat.
Khotbah Khamenei disampaikan beberapa hari setelah Teheran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada Selasa malam, yang menandakan peningkatan tajam dalam konflik regional.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan keputusan itu dibuat oleh Khamenei dengan dukungan dewan keamanan nasional tertinggi dan kementerian pertahanan Iran.
Khamenei memuji serangan rudal IRGC pada tanggal 1 Oktober, menyebut Israel sebagai "anjing gila" Amerika dengan karakter serigala, dan mengatakan, “…kerja cemerlang pasukan kita beberapa malam yang lalu juga sepenuhnya merupakan hak mereka…”
Khamenei mengulangi teori konspirasinya bahwa dukungan AS dan Barat terhadap Israel adalah untuk "merebut semua sumber daya di kawasan ini," terutama kekayaan minyak.
"Dalam skenario ini, setiap pukulan, oleh individu atau kelompok mana pun, terhadap rezim ini [Israel] merupakan layanan tidak hanya bagi kawasan tersebut tetapi juga bagi seluruh umat manusia."