Selama setahun terakhir, kelompok perlawanan di Gaza serta negara-negara regional Lebanon, Yaman, dan Irak secara teratur melakukan operasi militer melawan rezim Israel.
Di luar dukungan publik, kelompok perlawanan semakin bersatu pada tingkat operasional.
Gerakan perlawanan di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Irak, Lebanon, dan Yaman secara kolektif menanggapi seruan untuk keadilan Palestina, dengan masing-masing melaksanakan operasi anti-Israel.
3. Pembebasan Tawanan Israel
Kegagalan juga terjadi pada tujuan Israel untuk membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza.
Pejabat Israel menggunakan alasan "pembebasan tawanan Israel" sebagai pembenaran utama untuk memperluas serangan di Gaza.
Pejabat Israel, utamanya Benjamin Netanyahu, tak benar-benar peduli terhadap kesejahteraan para sandera.
Baca juga: Ancam Israel agar Tak Uji Tekad Iran, Menlu Araghchi: Respons Kami Akan Lebih Kuat
"Kami berkomitmen untuk memulangkan semua tawanan kami," kata Netanyahu.
Yoav Gallant juga mengatakan hal serupa, menyebut pembebasan tawanan Israel sebagai "tugas moral".
Namun, seiring berjalannya waktu, menjadi jelas, apa yang disebut kewajiban moral itu hanyalah dalih bagi Israel untuk memperpanjang agresinya di Gaza demi memenuhi tujuan lain.
Syarat tambahan yang diberikan Netanyahu pada perjanjian gencatan senjata memperlebar kesenjangan dalam mencapai gencatan senjata.
Hal ini menjadi jelas bagi publik, tujuan sebenarnya Israeladalah kelanjutan agresi, bukan pembebasan tawanan.
Sebagai informasi, syarat tambahan yang diajukan Netanyahu dalam perjanjian gencatan senjata termasuk peningkatan rasio pertukaran tawanan, dimulainya kembali agresi militer di Gaza setelah gencatan senjata, dan pengawasan serta kehadiran militer Israel yang terus berlanjut
Banyak sandera Israel yang tewas dalam serangan udara Israel tahun lalu dan banyak yang masih ditahan di terowongan Hamas yang tersebar di wilayah pesisir.
4. Menormalisasi Pendudukan
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa, Israel segera berusaha menarik simpati internasional dan membenarkan serangan brutalnya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.