TRIBUNNEWS.COM - Dewan Keamanan PBB menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung pasukan UNIFIL di Lebanon Selatan setelah Israel melancarkan serangan ke markas pasukan perdamaian PBB.
Meski tidak menyebutkan nama 'Israel', DK PBB membuat pernyataan bahwa semua pihak harus memberi perlindungan terhadap pasukan UNIFIL.
Dewan yang beranggotakan 15 orang ini menegaskan pasukan perdamaian PBB dan markasnya tidak boleh diserang.
"Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan markas PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan," bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.
"Kami tegaskan kembali dukungan kami kepada UNIFIL, menggarisbawahi peran DK PBB dalam mendukung ketidakstabilan regional," tambahnya.
Pernyataan ini menyusul tuntutan Perdana Menteri Netanyahu agar pasukan UNIFIL mundur dari Lebanon.
Netanyahu mengklaim permintaannya ini adalah untuk melindungi pasukan penjaga perdamaian dari bahaya.
Sebelumnya, Lebanon juga mengajukan keluhan terhadap DK PBB atas serangan UNIFIL pada hari Senin (14/10/2024).
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, misi Lebanon untuk PBB di New York mengajukan pengaduan berdasarkan instruksi Menteri Luar Negeri Abdullah Bou Habib kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres.
Lebanon menegaskan bahwa serangan Israel terhadap UNIFIL adalah melanggar hukum Internasional.
Serangan Israel juga dianggap membahayakan misi UNIFIL.
Lebanon meminta DK PBB harus tegas terhadap serangan-serangan yang menunjuk pada kejahatan perang.
Baca juga: Menteri Israel Eli Cohen sebut UNIFIL Tak Berguna, Tuduh Pasukan PBB Lindungi Hizbullah
Terutama terhadap pelanggaran yang terus-terusan dilakukan oleh Israel.
Tank-tank Israel Memaksa Masuk Markas UNIFIL
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan tentara Israel kembali memasuki paksa markas mereka di Lebanon Selatan pada hari Minggu (13/10/2024).