News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS Murka, Ancam Stop Ekspor Senjata Jika Israel Tak Salurkan Bantuan ke Gaza Dalam Waktu 30 Hari

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joe Biden dan para menteri AS mendesak Israel untuk memastikan tingkat bantuan yang masuk ke Gaza kembali naik dari tingkat yang sangat rendah dalam waktu 30 hari atau sekitar satu minggu setelah penyelenggaraan Pilpres AS 2024

TRIBUNNEWS.COM – Para pejabat Gedung Putih mengancam akan menghentikan pasokan senjata Israel jika negara Zionis itu tak kunjung memperbaiki situasi kemanusiaan yang semakin memperhatikan di gaza.

Desakan itu dilontarkan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah surat yang dikirim ke Israel.

Dalam keterangan tertulisnya, AS mendesak Israel untuk memastikan tingkat bantuan yang masuk ke Gaza kembali naik dari tingkat yang sangat rendah dalam waktu 30 hari atau sekitar satu minggu setelah penyelenggaraan Pilpres AS 2024.

Tak sampai di situ, AS turut mendesak Israel untuk mengizinkan setidaknya 350 truk bantuan untuk masuk ke Gaza pada setiap harinya.

"Kami merasa sudah saatnya untuk menjelaskan kepada pemerintah Israel bahwa ada perubahan yang perlu mereka lakukan lagi untuk memastikan tingkat bantuan yang masuk ke Gaza kembali meningkat," kata Miller, mengutip BBC International.

Lebih lanjut, AS juga meminta Israel untuk membuka penyeberangan kelima ke Gaza dan mencabut perintah untuk warga Palestina ketika tidak ada kebutuhan operasional.

Surat itu meminta Israel mempersiapkan tempat yang lebih nyaman dan aman untuk para pengungsi menyusul musim dingin akan segera tiba, serta menghentikan pengusiran paksa warga Gaza dari utara ke selatan.

Mengingat selama ini, warga Gaza kerap berpindah-pinda dari selatan ke utara, dari utara ke selatan, demi menghindari pemboman Israel.

“Harapan kami adalah bahwa Israel akan melakukan perubahan yang telah kami gariskan dan kami rekomendasikan, dan sebagai hasil dari perubahan itu akan ada peningkatan dramatis dalam bantuan kemanusiaan," jelas Miller kepada awak media, sebagaimana dilansir The Times Of Israel.

“Untuk membalikkan lintasan kemanusiaan yang menurun dan konsisten dengan jaminannya kepada kami, Israel harus — mulai sekarang dan dalam waktu 30 hari — mengambil tindakan konkret berikut,” tambah Miller.

Israel hingga kini belum memberikan respon apapun terkait desakan yang dilayangkan pemerintah AS, namun Gedung Putih menegaskan apabila permintaan itu tak dipatuhi, Israel akan menghadapi dampak "kebijakan."

Baca juga: Lebih dari Setahun Agresi di Gaza, Italia Akhirnya Batasi Ekspor Senjata ke Israel

AS Dianggap Bermuka Dua

Keputusan AS yang akan mengembargo senjata ke Israel lantas memicu perdebatan.

Para analis menyebut AS bermuka dua lantaran hingga saat ini AS menjadi negara donatur terbesar untuk militer Israel dengan kontribusi tahunan mencapai 3,8 juta dolar AS.

Menurut Stockholm Institute for Peace, AS menyediakan 69 impor senjata Israel.

Namun laporan rahasia baru-baru ini kepada Kongres AS, yang dilaporkan oleh Washington Post, menunjukkan bahwa angka itu mungkin belum seluruhnya.

Para aktivis hak asasi manusia menyebut tindakan Amerika tidak sejalan dengan upaya Washington untuk menekan Israel agar meminimalkan korban sipil di Gaza, Apabila AS masih menjadi penyokong utama senjata Israel.

Sekjen PBB: Kondisi Gaza Serba Kekurangan

Konflik antara Hamas dengan Israel yang tak kunjung rampung, membuat posko-posko penampungan pengungsi di Gaza menjadi serba kekurangan.

Sebuah laporan dari badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hampir setengah juta warga Palestina di Jalur Gaza mengalami kelaparan karena jumlah makanan yang masuk ke wilayah itu sangat tidak memadai.

Israel bersikukuh tindakan blokade dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan, kini jutaan warga Palestina tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik. 

Imbasnya 20 anak-anak dan bayi di Gaza dilaporkan meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di rumah sakit Kamal Adwan dan Syifa di wilayah utara.

“Enam bayi meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan dan Kompleks Medis Al Shifa di Jalur Gaza utara, empat bayi meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan sementara  tujuh bayi lainnya masih dalam kondisi kritis akibat kekurangan gizi dan akibat malnutrisi parah,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini