TRIBUNNEWS.COM - Kematian Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, dalam bentrokan melawan pasukan tentara Israel di Rafah, Jalur Gaza, menunjukkan kepalsuan dari propaganda Israel.
Tentara Israel (IDF) mengumumkan pada Kamis (17/10/2024) malam, mereka telah membunuh Yahya Sinwar dan dua komandan Hamas yang bersamanya pada Rabu (16/10/2024).
Yahya Sinwar mengenakan rompi militer dan membawa senapan mesin Kalashnikov ketika jenazahnya ditemukan oleh IDF di antara reruntuhan bangunan.
"Yahya Sinwar bergerak di atas tanah, tidak seperti klaim IDF yang mengatakan ia bersembunyi di terowongan bawah tanah," menurut laporan surat kabar Israel, Haaretz, mengutip sumber senior IDF.
"Pemimpin gerakan Hamas, Yahya Sinwar, bergerak tanpa tahanan Israel, seperti rekannya, pemimpin sayap militer gerakan Hamas, Muhammad Al-Deif," lanjutnya, merujuk pada klaim Israel soal pembunuhan Komandan Brigade Al-Qassam.
Israel sebelumnya menggambarkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas yang bersembunyi di terowongan bawah tanah.
Pada 13 Februari 2024, IDF merilis video yang diklaim diambil di dalam terowongan Hamas di Khan Younis, yang memperlihatkan pria diduga Yahya Sinwar pergi bersama saudara, istri dan ketiga anaknya melalui sebuah terowongan pada hari-hari pertama agresi Israel di Jalur Gaza.
Para pejabat Israel saat itu yakin Yahya Sinwar berada di Khan Younis, tetapi sering berpindah dari satu tempat persembunyian ke tempat lainnya, dengan komunikasi terbatas atau tidak ada sama sekali, dikutip dari FDD Israel.
Selain itu, IDF pernah mengeluarkan tuduhan bahwa Yahya Sinwar berada di lokasi di mana ia dikelilingi sandera Israel.
"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengetahui lokasi pasti Yahya Sinwar, pemimpin militer Hamas di Jalur Gaza, tetapi tidak dapat menyerangnya karena telah mengepung banyak sandera," lapor Israel Hayoum pada 8 Januari 2024.
IDF juga pernah menuduh Yahya Sinwar selalu membawa tas berisi bahan peledak, suatu propaganda yang tidak pernah terbukti.
Baca juga: Foto Barang Yahya Sinwar yang Disita Israel, Ada Buku Doa, Tasbih, Senapan
Sementara itu, dalam video yang dirilis IDF memperlihatkan saat-saat terakhir Yahya Sinwar ketika menghadapi tentara Israel yang menggunakan drone dan tank.
Setelah membunuhnya, IDF merilis sejumlah barang yang dibawa oleh Yahya Sinwar, di antaranya, senapan mesin Kalashnikov, dua magasin peluru, tempat anak panah militer, buku "Doa Nabi sehari-hari", "Doa Bermanfaat" sebuah tasbih, jam tangan, hingga sejumlah uang senilai 1.600 shekel Israel.
Sementara itu, juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan Yahya Sinwar mungkin berada di atas tanah karena pasukan Israel berada di lokasi itu selama berminggu-minggu.