TRIBUNNEWS.COM, TURKI - Seorang pria dan seorang wanita yang membawa senjata otomatis menembaki staf di kantor pusat sebuah perusahaan kedirgantaraan Turki pada hari Rabu (23/10/2024) waktu setempat.
Kedua penyerang menaiki sebuah taksi kuning yang sudah rusak parah menuju pintu masuk Turkish Aerospace Industries (Tusas) di Ankara, ibukota Turki, sebelum melancarkan serangan mereka.
Lima orang tewas dan belasan lainnya luka-luka dalam serangan tersebut, yang terjadi sekitar pukul 15.30 waktu setempat di distrik Kahramankazan.
Rekaman CCTV menunjukkan setidaknya dua penyerang menembaki orang-orang yang melarikan diri di tempat parkir perusahaan.
Dikutip dari telegraph, seorang penyerang dilaporkan meledakkan sebuah bom di pintu masuk markas Tusas sebelum seorang pria bersenjata berpakaian hitam terekam kamera melompati pintu masuk dan menembak melalui pintu otomatis dari dalam gedung.
Menurut laporan, salah satu penyerang, seorang wanita, melakukan serangan dengan senapan Kalashnikov, sementara pria itu memegang senapan mesin PK.
Baca juga: Israel Terus Bombardir Gaza dan Lebanon, Presiden Turki Sebut Tel Aviv Organisasi Teroris Zionis
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya mengonfirmasi bahwa wanita tersebut dan seorang penyerang lainnya telah “dinetralisir”.
Penyelidikan terhadap identitas para pelaku masih berlangsung.
Yerlikaya mengatakan bahwa serangan tersebut “kemungkinan besar” dilakukan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah organisasi teror separatis Kurdi.
PKK ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
PKK telah memerangi pemberontakan separatis sejak tahun 1984, dengan lebih dari 40.000 orang terbunuh dalam konflik tersebut.
Pada bulan September, Turki mengatakan telah menghancurkan 20 “target” PKK dalam serangkaian serangan udara di wilayah Kurdistan, Irak.
PKK telah dikenal karena penggunaan pejuang perempuan karena sekitar 40 persen dari pasukan PKK dilaporkan adalah perempuan pada tahun 2014.
Belum jelas berapa banyak orang yang terlibat dalam serangan tersebut dan apakah ada tersangka lain yang masih buron.