News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produser dan Artis Film Jepang Ini Kerjasama dengan Indonesia akan Ciptakan Film Terbaik

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produser dan Artis Film Jepang Tomomi Furuyama (43)

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Produser Tomomi Furuyama (43) yang berpartisipasi dalam program Platform Busan ACFM (Asian Contents & Film Market) tahun lalu dan tahun ini memutuskan untuk memproduksi dua film bersama dengan sutradara Indonesia, Devina Sofiyanti. 

Film ini ditujukan pasar Asia dan akan diproduksi dalam empat tahun ke depan. Project ini berjudul Dame Torment.

"Saya senang sekali kerjasama membuat film bersama dengan Indonesia," papar Furuyama khusus kepada Tribunnews.com kemarin (29/10/2024).

Film pertama Furuyama, The Heirlooms, dipimpin oleh Qun Films dari Indonesia dan Furuyama berpartisipasi sebagai produser dan pemeran pembantu.

Kemudian film kedua adalah "Dame Torment", yang akan ia bintangi dan produksi dengan dukungan sutradara dan penulis, Devina.

Baca juga: Eks Menteri ESDM Minta Prabowo Contoh Jepang Wujudkan Swasembada Energi

"Pertama-tama, kami akan bergerak untuk mengumpulkan dana untuk film pertama dari beberapa negara, dan pada saat yang sama, kami akan mempersiapkan produksi dengan tujuan memulai syuting pada tahun 2026," tambahnya.

Mika Morishita, manajer umum dan manajer umum Divisi Pengembangan Global Organisasi Promosi Industri Film Jepang (VIPO), yang berpartisipasi setiap tahun, mengatakan jumlah pengunjung telah meningkat pesat" untuk ACFM dan APM (Asia Project Market) tahun 2024 ini.

Dia juga menunjukkan tren zaman, mengatakan bahwa generasi muda produser dan sutradara secara aktif berpartisipasi dalam pertemuan dalam bahasa Inggris.

"Saya merasa bahwa pola pikir generasi muda pembuat film telah berubah dari yang terdahulu," katanya.

Pada tahun 2023, Furuyama mengaku didiagnosis menderita kanker payudara ganas dan menjalani mastektomi.

"Dokter saya memberi tahu  bahwa saya akan membutuhkan terapi hormon selama sepuluh tahun. Setelah operasi, saya merasa putus asa, takut akan karier saya sebagai aktris," ceritanya lagi.

Efek samping terapi hormon—rambut rontok, mual, perubahan suasana hati—memperdalam rasa kehilangan dirinya.

"Sebagai seorang wanita yang belum memiliki anak, saya berjuang dengan identitas saya dan apa arti kewanitaan bagi saya."

Angka kanker payudara meningkat, terutama di negara-negara maju. Jepang berada di peringkat kelima secara global, dengan peningkatan yang signifikan di kalangan wanita muda (WCRF International).

"Melalui perjalanan ini, saya belajar untuk hidup sebagai diri saya yang sebenarnya, melampaui definisi masyarakat tentang arti menjadi seorang perempuan. Saya mulai mencintai dan menerima tubuh saya. Penerimaan ini membuat saya melihat film sebagai media untuk mengekspresikan dan menegaskan pemahaman baru ini. Kehilangan akibat kanker payudara tidak hanya bersifat fisik; itu bisa terasa seperti kehilangan identitas."

Pertemuannya dengan sutradara Devina Sofiyanti menunjukkan kepada nya bahwa pengalaman ini juga dialami oleh wanita di seluruh dunia.

"Sebagai penyintas, kita punya tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini melalui film-film kita.

Meskipun kita mungkin tidak bisa memberikan semua jawaban, kita berharap para tokoh utama yang kita ciptakan bisa memahami cahaya pembaruan."

Furuyama melihat kerjasama kedua negara sangat penting dan berharap sekali kerjasamanya dengan Indonesia akan sukses bersama-sama di masa mendatang.

Selain itu dalam produksinya bersama Furuyama berharap bisa memperoleh dukungan masyarakat kedua negara termasuk sponsor dari kalangan pengusaha Jepang dan Indonesia agar hasil akhir filmnya dapat tercipta yang terbaik nantinya.

Sebelumnya Furuyama telah membuat 3 film.

Ihr HER Inc. adalah perusahaan produksi dan distribusi film Jepang, yang didirikan oleh PVO Tomomi Kono Film Production, yang didirikan oleh Tomomi Furuyama pada tahun 2022.

Hingga Juli 2024, perusahaan tersebut telah berhasil memproduksi tiga film.

The House of the Serpent (2022, disutradarai oleh Hiroshi Takahashi) saat ini didistribusikan secara internasional oleh BAY VIEW ENTERTAINMENT.
Intimate Space (2023, disutradarai oleh Michio Koshikawa) terpilih untuk kompetisi Festival Film Internasional Pan-Pasifik Okinawa.
Polar Night (disutradarai oleh Nagisa Isogai) juga ditayangkan di bioskop-bioskop domestik.

Sementara itu bagi para pengusaha UKM Handicraft Indonesia dan pecinta Jepang   dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dan Handicraft dengan mengirimkan email ke: tkyjepang@gmail.com  Subject: WAG Pecinta Jepang/Handicraft. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini