“Namun, Trump berulang kali menekankan bahwa mencegah bom nuklir Iran adalah prioritas utamanya,” ucapnya.
Saat masih menjadi Presiden AS pada 2018, Trump memutuskan agar AS mundur dari kesepakatan nuklir dengan Iran.
Trump mengatakan bahwa ia akan mampu melakukan kesepakatan yang lebih baik untuk dinegosiasikan ketimbang pendahulunya Barack Obama.
Namun, kebijakan tekanan maksimal kepada Iran miliknya terbukti tidak sukses.
Satu tahun setelah menarik AS keluar dari kesepakatan, Iran mulai menolak melakukan kewajibannya di bawah kesepakatan itu.
Bahkan saat ini, Iran dipercaya semakin dekat untuk membangun bom nuklir.
Pada September lalu, Trump menegaskan AS harus mencapai kesepakatan dengan Iran untuk menghentikan program nuklirnya.
Siapa yang Unggul di Jajak Pendapat?
Kamala Harris dan Donald Trump tetap bersaing ketat di tujuh negara bagian yang menjadi medan pertarungan, dua hari sebelum hari pemungutan suara 5 November.
Hal ini tampak dari hasil jajak pendapat terakhir New York Times/Sienna College.
Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa Wakil Presiden Harris unggul tipis di Nevada, North Carolina dan Wisconsin. Sementara mantan Presiden Trump unggul tipis di Arizona.
Keduanya bersaing ketat di Michigan, Georgia dan Pennsylvania.
Jajak pendapat New York Times/Sienna College ini mensurvei 7.879 calon pemilih di tujuh negara bagian tersebut dari 24 Oktober hingga 2 November.
Di ketujuh negara bagian tersebut, margin error hasil jajak pendapat itu adalah 3,5 persen.
Sekitar 40% responden telah memberikan suara dan Harris memimpin di antara para pemilih tersebut dengan 8 poin persentase.