News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich Serukan Pencaplokan Tepi Barat, Singgung Donald Trump

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta Tepi Barat, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, memerintahkan persiapan untuk pencaplokan Tepi Barat menjelang pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada Januari 2025.

Mengutip Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (11/11/2024), Smotrich berharap pemerintahan baru AS akan mendukung rencananya.

Selain menjabat sebagai Menteri Keuangan, Smotrich juga memegang jabatan di Kementerian Pertahanan Israel, di mana ia bertugas mengawasi administrasi Tepi Barat dan pemukimannya.

Sebagai informasi, Smotrich sendiri tinggal di pemukiman ilegal di Tepi Barat.

"2025: tahun kedaulatan di Yudea dan Samaria," tulis Smotrich di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).

Ia menggunakan nama Alkitab yang digunakan Israel untuk merujuk pada Tepi Barat yang diduduki.

Dalam pertemuan faksi sayap kanannya di parlemen Israel, atau Knesset, pada hari Senin, Smotrich menyambut kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich memimpin pertemuan faksi Zionisme Religius di Knesset di Yerusalem, 1 Juli 2024. (Yonatan Sindel/Flash90)

Smotrich mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan Direktorat Pemukiman dan Administrasi Sipil Kementerian Pertahanan untuk membuat rancangan undang-undang untuk aneksasi Tepi Barat.

"Saya tidak ragu bahwa Presiden Trump, yang menunjukkan keberanian dan tekad dalam keputusannya selama masa jabatan pertamanya, akan mendukung Israel dalam langkah ini," tambahnya.

Smotrich mengatakan, ada kesepakatan luas dalam koalisi penguasa Israel untuk langkah tersebut, serta penentangan terhadap pembentukan negara Palestina.

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa pernyataan Smotrich menegaskan niat pemerintah Israel untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki, yang bertentangan dengan hukum internasional.

Baca juga: Buldoser Israel Hancurkan Kantor UNRWA di Tepi Barat, Tel Aviv Ogah Akui Bertanggung Jawab

"Kami menganggap otoritas pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas dampak kebijakan berbahaya ini," ujar Rudeineh.

"Amerika Serikat juga bertanggung jawab atas dukungan berkelanjutan yang diberikannya terhadap agresi Israel."

Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengatakan bahwa meskipun para pemimpin gerakan pemukim mungkin yakin bahwa Trump akan cenderung mendukung langkah-langkah tersebut, pemerintahnya belum membuat keputusan apa pun.

"Keputusan belum dibuat terkait masalah ini," kata Saar dalam konferensi pers di Yerusalem pada hari Senin (11/11/2024).

"Terakhir kali kami membahas masalah ini adalah pada masa jabatan pertama Presiden Trump," katanya.

"Jadi, katakanlah jika masalah ini relevan, masalah ini akan dibahas lagi dengan teman-teman kami di Washington."

Tepi Barat adalah wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967.

Sejak saat itu, pemukiman Israel terus meluas meskipun tindakan tersebut ilegal menurut hukum internasional.

Smotrich sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk memperluas kedaulatan Israel atas wilayah yang diduduki, menggagalkan pembentukan negara Palestina.

Ia juga pernah mengancam mengganggu stabilitas koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika tercapai gencatan senjata dengan Hizbullah.

"Ketika Smotrich berbicara tentang penegakan kedaulatan Israel, ia berbicara tentang aneksasi Tepi Barat yang diduduki, yang merupakan bagian dari agenda pemerintah Israel," kata Nour Odeh dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Amman, Yordania.

Odeh menyebut, Netanyahu juga telah menambahkan seorang menteri pengamat dari partai Smotrich ke dalam kabinetnya.

"Ketika Smotrich berbicara tentang aneksasi, banyak pengamat mengatakan kita harus mempercayainya," katanya.

Sementara itu, selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS, pada tahun 2017, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Baca juga: Serakah, Menteri Israel Smotrich Ingin Taklukkan Tanah Arab: Saya Ingin Negara Yahudi

Trump juga mendukung kebijakan yang memungkinkan perluasan permukiman dan mengusulkan rencana untuk "entitas Palestina" yang tidak memiliki kedaulatan penuh.

Awal tahun ini, Administrasi Sipil militer Israel menyerahkan lebih banyak kendali atas Tepi Barat yang diduduki kepada Administrasi Permukiman yang dipimpin oleh Smotrich, memberinya kendali atas kewenangan termasuk peraturan bangunan dan pengelolaan lahan pertanian, taman, dan hutan.

Sejak bergabung dengan pemerintahan koalisi Netanyahu, Smotrich secara terbuka menganjurkan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki sebagai langkah menuju aneksasi total.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini