Sementara itu, dua atau tiga helikopter berputar-putar di atas lokasi tersebut.
Pemimpin oposisi Partai Demokrat, Lee Jae-myung, mengatakan deklarasi darurat militer tersebut “inkonstitusional."
Ia menyebutnya sebagai tindakan yang “bertentangan dengan rakyat,” sebagaimana dilaporkan Yonhap.
"Presiden Yoon mengumumkan darurat militer tanpa alasan," kata Lee Jae-myung.
"Tank, kendaraan lapis baja, dan tentara bersenjata dan bersenjata pedang akan segera menguasai negara ini," lanjutnya.
3. Unjuk Rasa di Luar Gedung Majelis Nasional
Ratusan pengunjuk rasa sebelumnya berkumpul di luar gedung Majelis Nasional menyusul pengumuman Yoon bahwa ia bertindak untuk membasmi "kekuatan anti-negara pro-Korea Utara yang tidak tahu malu".
Massa di Seoul bersorak ketika Majelis Nasional menolak keputusannya dan menyerukan penangkapan Yoon.
Mereka meneriakkan "Hapus darurat militer" dan "Tolak darurat militer", seperti dilansir The Guardian.
Baca juga: BREAKING NEWS Korea Selatan Tetapkan Status Darurat Militer Imbas Ketegangan dengan Korut
4. Timbulkan Kegemparan di Korea Selatan
Pengumuman darurat militer awal menimbulkan kegemparan di seluruh negeri.
Warga di Seoul pun bergegas berkumpul dengan anggota keluarga.
"Berjalan di jalanan, ada orang-orang yang berlari ke rumah keluarga mereka untuk berkumpul bersama mereka, untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan, untuk bisa dekat dengan orang-orang terkasih di momen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam ingatan kita," lapor CNN.
Orang-orang diberitahu oleh penegak hukum bahwa mereka dapat ditangkap tanpa memerlukan surat perintah berdasarkan darurat militer.
"Banyak sekali orang di seluruh (Seoul) yang terkejut dan mencoba mencari tahu bagaimana seorang presiden yang tidak populer membuat tindakan ini, apa yang akan terjadi selanjutnya, dan apa artinya ini bagi demokrasi di Korea Selatan," CNN melaporkan.
Pengumuman Darurat Militer
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan, partai-partai oposisi telah menyandera proses parlemen pada Selasa (3/12/2024) malam.