Dalam pertemuan terakhirnya dengan Assad, ia membahas moral tentara dan menyatakan rasa frustrasinya atas keengganan pemerintah untuk melaksanakan reformasi yang diperlukan.
Menurut Araghchi, Iran selalu memahami bahwa “Amerika Serikat dan Israel berupaya menjerumuskan Iran ke dalam krisis yang berturut-turut.” Dia juga mencatat peran penting Suriah dalam mendukung Palestina dan Poros Perlawanan.
Sebagai kesimpulan, Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak ikut campur dalam urusan Suriah dan secara konsisten menyarankan pemerintah Suriah untuk mencari solusi politik dan damai melalui dialog dengan oposisi.
Saat ini, Iran menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan pengaruhnya di Suriah. Teheran berharap untuk mempertahankan hubungan strategisnya dengan Damaskus, bahkan jika oposisi berkuasa.
Namun, para pejabat Iran merasa skeptis terhadap pemerintahan baru di Suriah, yang mungkin akan mempertimbangkan kembali hubungan dekat Suriah dengan Iran.
Selama beberapa dekade, Suriah telah menjadi pemain kunci dalam strategi Iran di Timur Tengah, dan berperan sebagai sekutu penting dalam Poros Perlawanan. Melalui Suriah, Iran mendukung Hizbullah di Lebanon dan mengejar ambisi geopolitiknya.
Namun, bangkitnya kekuatan oposisi – yang sebagian besar didukung oleh negara-negara Barat, Turki, dan negara-negara Teluk – dapat membahayakan model kerja sama ini.
Para pemimpin Iran menekankan komitmen mereka untuk menjaga hubungan diplomatik dan ekonomi dengan pemerintahan baru di Damaskus.
Namun, ada kekhawatiran yang semakin besar di Teheran bahwa pemerintah baru Suriah, yang ingin memulihkan hubungan dengan negara-negara Arab dan Barat, mungkin akan menjauhkan diri dari Iran.
Selain itu, para pejabat Iran khawatir bahwa kelompok oposisi tertentu dapat secara terbuka menentang kehadiran pasukan Iran dan pengaruh negara tersebut secara keseluruhan, yang akan melemahkan posisi Iran di kawasan.
Keraguan ini dipicu oleh fakta bahwa banyak pemain kunci dalam oposisi Suriah memiliki hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Turki – negara-negara yang secara tradisional menolak pengaruh Iran.
Teheran tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa, ketika oposisi berkuasa, Suriah bisa menjadi landasan untuk membendung Iran, yang akan semakin memperumit situasi.
Meskipun demikian, Iran berencana untuk memanfaatkan hubungan ekonomi, budaya, dan agama untuk memperkuat pijakannya di Suriah.
Teheran mungkin menawarkan bentuk kerja sama baru yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan rekonstruksi pasca-konflik untuk mempertahankan pengaruhnya.
Baca juga: Sesuai Harapan Barat, Rezim Bashar Al-Assad Tumbang, Oposisi: Damaskus Bebas dari Cengkeraman Tiran