Hamas: Israel Minta Syarat Baru, Negosiasi Pertukaran Sandera demi Gencatan Senjata Mandek
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas, Rabu (25/12/2024) menyatakan, negosiasi pertukaran negosiasi tahanan demi gencatan senjata yang sedang berlangsung di Doha di bawah mediator Qatar dan Mesir telah mengalami kemunduran.
Hamas mengutip syarat-syarat baru yang diajukan oleh Israel terkait penarikan pasukan mereka dari Jalur Gaza, sebagai alasan penundaan negosiasi tersebut.
Baca juga: Hamas: Gencatan Senjata Perang Gaza Sudah Dekat Kecuali Israel Minta Syarat Baru
Penarikan mundur pasukan Israel telah menjadi prioritas utama Hamas sejak dimulainya agresi,
Israel dilaporkan juga mengajukan tuntutan baru terkait ketentuan gencatan senjata, tawanan, dan pemulangan warga Gaza yang mengungsi.
Pernyataan Hamas tersebut menyatakan bahwa kesepakatan tersebut masih "dapat dicapai".
Hamas juga menyatakan kalau mereka telah menunjukkan "tanggung jawab dan fleksibilitas" selama negosiasi yang dimediasi.
Agresi Hari ke-466 Israel
Sementara itu, serangan udara dan artileri Israel terus berlanjut di Jalur Gaza yang terkepung pada Rabu, menandai hari ke-446 agresi Israel tersebut.
Operasi militer militer Israel (IDF) yang sedang berlangsung telah mengakibatkan puluhan korban sipil.
Baca juga: Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam
Serangan di Dekat Rumah Sakit Kamal Adwan
Sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa pasukan 'Israel' meledakkan bangunan di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Gaza utara, Rabu pagi.
Saksi mata mengonfirmasi bahwa pasukan 'Israel' juga menembaki rumah sakit sementara ledakan mengguncang daerah sekitarnya.
Korban dan Kehancuran di Gaza
Di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, seorang warga Palestina tewas, dan empat lainnya terluka setelah serangan Israel terhadap sebuah apartemen tempat tinggal.
Sementara itu, di lingkungan Al Zaytoun di Kota Gaza, ledakan besar dilaporkan setelah pasukan Israel menghancurkan rumah-rumah di bagian selatan daerah tersebut.
Lebih jauh ke selatan, barat laut Khan Younis, tujuh orang—termasuk tiga anak-anak—terluka ketika pesawat tak berawak 'Israel' menargetkan sebuah tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.