Dua puluh tiga prajurit tewas dalam kecelakaan — 17 dalam kecelakaan mobil sipil, tiga dalam kecelakaan mobil militer, dan tiga dalam insiden lainnya — dan 13 meninggal karena sakit pada tahun 2024.
Pada tahun 2024, IDF mengatakan sedikitnya 21 tentara tewas karena dugaan bunuh diri — termasuk tujuh wajib militer, dua tentara karier, dan 12 tentara cadangan.
Tingginya angka bunuh diri prajurit cadangan disebabkan oleh IDF yang memanggil hampir 300.000 prajurit cadangan selama perang.
Pasukan cadangan (reserve division) di ketentaraan Israel terdiri dari warga sipil yang memenuhi syarat wajib militer.
Ke-38 kasus dugaan bunuh diri pada tahun 2023 dan 2024 semuanya berjenis kelamin laki-laki.
IDF mengatakan pihaknya berupaya mencegah bunuh diri di militer, termasuk dengan membuka saluran bantuan 24/7, yang telah menerima lebih dari 3.900 panggilan sejak didirikan pada Oktober 2023. IDF juga telah memanggil lebih dari 800 perwira kesehatan mental cadangan di tengah perang.
Sejak awal perang, IDF mengatakan 891 tentara telah tewas, tidak semuanya dalam pertempuran.
Mereka termasuk 329 selama serangan 7 Oktober, sedikitnya 390 selama pertempuran di Gaza, 37 dalam serangan di Israel utara, 50 selama pertempuran di Lebanon, dan 11 di Tepi Barat.
Burnout Jadi Bencana
Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.
Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.
Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.
Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan di medan tempur.
Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.
Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.