Namun, ekonomi Cina melambat dalam beberapa tahun terakhir, dan negara-negara Afrika menawarkan peluang bisnis dan jalan keluar krisis bagi perusahaan infrastruktur milik pemerintah Cina.
Sektor energi terbarukan Cina yang sedang berkembang juga sedang mencari pelanggan baru di luar AS dan Uni Eropa. "Kami melihat penekanan pada keberlanjutan dan pembangunan hijau. FOCAC tahun lalu sangat penting karena Afrika tampil sangat kuat untuk memperjelas apa yang mereka harapkan dari Cina. Dan kami melihat Cina menanggapi dengan janji-janji dan rencana ini," kata Mboya.
Integrasi pasar Afrika dengan Cina
Dia berharap, kunjungan Wang akan berperan penting dalam menjalankan rencana tersebut. Namun bagi Ovigwe Eguegu, Cina, dengan melanjutkan penekanannya pada perdagangan di Afrika, mulai menuai apa yang telah ditaburnya.
"Terlepas dari berbagai masalah di benua itu, Afrika memiliki populasi dan kelas menengah yang tumbuh cepat, dan bagi negara yang berorientasi ekspor seperti Cina, benua ini bisa menjadi pasar eksternal untuk mengimbangi kecemasan geopolitik saat ini," katanya.
Tantangannya, dari perspektif Beijing, adalah membuat konsumen dan pasar Afrika siap untuk menampung produk-produk Cina, "khususnya energi dan teknologi terbarukan," kata Eguegu.
"Hal ini memerlukan investasi di sektor-sektor tertentu di seluruh Afrika untuk mendorong industrialisasi guna menciptakan lapangan kerja dan permintaan akan barang-barang Cina."
Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris