Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengungkapkan, IDAI terus melakukan investigasi terkait penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius, termasuk mencari tahu adakah hubungan penyakit dengan konsumsi obat tertentu.
Diketahui, sebanyak 66 anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia usai mengalami gagal ginjal.
Baca juga: IDAI Sebut Ada 131 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak di Indonesia
Kejadian tersebut dikaitkan dengan konsumsi obat batuk berbentuk sirup buatan India.
"Kami betul-betul belum bisa menyimpulkan hasil investigasi yang sudah banyak kami lakukan, apakah ada kaitan dengan obat seperti kasus Gambia. Kami juga sudah investigasi obat-obat, tapi tidak ada obat-obatan serupa dengan yang di India di Indonesia," kata dia dalam konferensi pers IDAI, Selasa (11/10/2022).
Lebih jauh pihaknya juga melibatkan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dalam proses investigasi penyebab pasti penyakit ini, termasuk kemungkinan berasal dari interaksi obat.
"Sudah dicek peredaran obat-obat yang diproduksi di India tidak ada yang diproduksi di Indonesia. Bahan baku juga nggak ada dari India," kata dokter RSCM Jakarta ini.
Baca juga: Kenali Gejala Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Dalam proses investigasi Eka menuturkan, anak-anak tidak hanya mengalami gangguan pada ginjal.
Saat dilakukan pemeriksaan mendetail dan laboratorium, diamati bahwa gejala klinis dalam perjalanannya di rumah sakit, pasien juga mengalami peradangan di banyak organ.
Seperti ada tanda-tanda peradangan di hati, kemudian juga gangguan dalam sistem darah.
Ada penggumpalan darah yang berlebihan.
"Jadi memang sepertinya ini bukan hanya melibatkan organ ginjal meskipun manifestasi awalnya semua di ginjal tapi yang kita dapatkan adalah sebetulnya terjadi ada keterlibatan organ-organ lain kemudian juga kami melihat anak-anak dalam perjalanannya terjadi penurunan kesadaran," terang perempuan berhijab ini.