Namun, kata dia, kondisi pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah membuat sebagian orangtua menghadapi tantangan untuk memberikan imunisasi bagi anaknya.
"Padahal, jika banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap, kelak dapat berpotensi terjadi wabah berbagai penyakit (PD3I) yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan anak di masa depan," tegas Prof. Hartono.
Ia kemudian menekankan bahwa jika anak memiliki kondisi yang membuatnya tidak bisa mendapatkan imunisasi, seperti sakit atau lupa, untuk segera melakukan imunisasi kejar.
"Bila imunisasi anak terlewat atau belum mendapatkan vaksin tertentu sama sekali karena beberapa hal, seperti sakit berat atau terlupa, disarankan untuk melakukan imunisasi kejar (catch-up immunization) agar anak dapat memperoleh imunisasi lengkap," jelas Prof. Hartono.
Baca juga: Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut, Polri Dalami Kandungan Vaksin Imunisasi dan Paracetamol
Imunisasi kejar ini dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis vaksin lainnya atau imunisasi rutin.
"Artinya, anak bisa mendapat suntikan vaksin lebih dari 1 kali dalam satu waktu, misalnya dengan pemberian Vaksin Hexavalen yaitu kombinasi vaksin DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), Hepatitis B dan Polio," papar Prof. Hartono.
Ia pun kembali mengingatkan agar para orangtua segera melakukan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) agar anak mereka terhindar dari PD3I dan tumbuh kembangnya pun bisa berlangsung optimal.
"Maka dari itu, masyarakat harus betul-betul memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) anak-anak Indonesia terlindungi secara optimal dari PD3I, sehinga dapat tumbuh jadi generasi emas di masa mendatang," pungkas Prof. Hartono.