Sesuai data yang dimiliki Pemkab Nias Barat, sehari rata-rata hanya tiga pasangan yang menikah, dan mereka mendapat pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Hasto menambahkan bahwa di Nias Barat, BKKBN mempunyai 315 orang yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga.
“Jika dihitung rata-rata 1800 orang yang hamil tiap tahun, berarti dari 315 orang TPK ini dalam setahun per orang (TPK) hanya mengurusi sekitar enam ibu hamil,” jelas Hasto.
Kepala BKKBN juga membahas tentang faktor lain penyebab stunting. Salah satunya sanitasi, seperti air bersih dan jamban. Hasto menyampaikan dari data Verval KRS, air bersih di beberapa kecamatan di Nias Barat tidak layak minum seperti di Kecamatan Moro’o, Kecamatan Mandrehe Utara, dan kecamatan Ulu Moro’o.
Jamban dan rumah tidak layak huni juga banyak terdapat di tiga kecamatan tersebut. Hasto berharap Pemkab Nias Barat mengusulkan program ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera dilakukan perbaikan di tiga kecamatan tersebut.
“Biasanya sering diare karena air tidak bersih. Begitu berat badan naik, pasti turun lagi karena diare.Faktor air bersih penting sekali," lanjut Hasto.
Baca juga: Jokowi: Jadi Pemerintah Maju Dimarahi, Mundur Dimarahi
Faktor lain yang mempengaruhi stunting adalah 4 Terlalu. Yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu Banyak anak. “Potret di Nias Barat, yang jumlah anaknya banyak masih lebih banyak," terang Hasto.
Dalam audiensi tersebut, Bupati Nias Barat juga menyampaikan beberapa capaian program dalam upaya menurunkan stunting di Nias Barat yang prevalensinya 29,4 (SSGI 2022).
Upaya tersebut berupa Sosialisasi Kegiatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), kegiatan Minilok di delapan kecamatan, kegiatan Audit Kasus Stunting di seluruh sasaran 105 desa, kegiatan Koordinasi Lintas Sektor yang diikuti Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
Selain itu, pengadaan BKB KIT Stunting 20 unit, operasional pelaksanaan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di 37 desa, operasional TPK berupa pulsa untuk 315 orang, operasional Pendamping Sasaran Penurunan Stunting di 105 desa di Kabupaten Nias Barat.
Kepala BKKBN mengapresiasi berbagai upaya Bupati Nias Barat karena sudah menyerap anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) dengan baik. “Kita tetap kerja keras menuju target stunting 14 persen di 2024,“ pesan Hasto. (Willy Widianto)