Berolahraga rutin selama 20-30 menit per hari.
Baca juga: Bisakah Prenatal Yoga Atasi Kecemasan pada Ibu Hamil?
Hal ini bermanfaat untuk membantu proses persalinan pervaginam, membuat ibu hamil lebih rileks, tenang, dan bahagia, dan melepas stres selama kehamilan.
Rutin atau tidaknya ibu hamil berolahraga biasanya dapat diketahui oleh dokter ketika pemeriksaan kehamilan berlangsung.
Ibu hamil yang rutin berolahraga biasanya akan terlihat lebih luwes dan tidak kaku ketika berbaring atau bergerak naik-turun ranjang pemeriksaan.
4. Perhatikan Sinyal Tubuh
Memperhatikan tanda-tanda kapan harus menghentikan olahraga.
Ibu hamil harus menghentikan olahraganya ketika merasa nyeri kepala disertai pandangan gelap, napas terengah-engah, dan sesak di dada.
Baca juga: Mungkinkah Ibu Hamil dengan Riwayat Lupus Turunkan Penyakitnya ke Anak? Ini Hal yang Harus Diketahui
Selain itu, kram perut bawah harus menjadi perhatian khusus.
Kondisi seperti ini akan menjadi berbahaya ketika tidak mereda meskipun telah beristirahat.
"Kram berkepanjangan atau otot mengalami kontraksi pada perut bawah dikhawatirkan akan menyebabkan keluarnya cairan pada vagina, pecah ketuban, atau flek," tutupnya.