"Sejauh ini, kebanyakan kematian dan hasil buruk setelah sedot lemak terjadi dengan penggunaan anestesi sistemik untuk prosedur liposuction," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (31/7/2024).
Selain itu ada beberapa komplikasi serius yang bisa muncul dari sedot lemak.
Seperti kelebihan cairan, gangguan metabolik, sepsis dan kehilangan darah yang berlebihan.
Ada pula rasa sakit yang berlebihan, masalah tromboembolik, emboli paru, membutuhkan waktu pemulihan yang lama, dan bahkan kematian.
Emboli lemak adalah kondisi dimana partikel lemak masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyumbat pembuluh darah.
Sehingga dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke organ vital seperti paru-paru, otak, dan jantung.
Baca juga: Alasan Kasus Selebgram Medan Tewas Diselesaikan Secara Damai, Korban Berbohong Sebelum Sedot Lemak
Mekanisme terjadinya emboli lemak pada prosedur sedot lemak biasanya dimulai saat sel-sel lemak yang terlepas.
Selama prosedur masuk ke dalam pembuluh darah yang terluka.
Sel-sel lemak tersebut kemudian dapat berpindah melalui aliran darah dan menyumbat kapiler-kapiler kecil di berbagai organ.
Gejala emboli lemak bisa bervariasi mulai dari kesulitan bernapas, kebingungan, ruam merah pada kulit, hingga kegagalan organ.
"Penggunaan teknik yang kurang tepat dan tidak waspada terhadap tanda-tanda awal komplikasi dapat meningkatkan risiko terjadinya emboli lemak," tutupnya.