Ada sejumlah tes berbeda yang dapat menentukan usia biologis.
Mulai dari memeriksa biomarker seperti tekanan darah dan detak jantung hingga mengamati penampilan fisik seperti kerutan dan uban.
Salah satu metode umum untuk menilai usia biologis—yang digunakan dalam penelitian baru—adalah tes epigenetik, yang memeriksa bagaimana perilaku dan lingkungan menyebabkan perubahan dalam ekspresi.
"Seiring bertambahnya usia, terjadi keausan pada materi genetik DNA kita," kata Gary Small, MD, ketua psikiatri di Hackensack University Medical Center.
Sebagai contoh, kata Zalzala, jika usia biologis seseorang yang berusia 40 tahun adalah 60 tahun, itu bisa menjadi indikator kesehatan yang buruk dan berkurangnya umur panjang.
Di sisi lain, jika usia biologis seseorang lebih muda dari usia kronologisnya, itu merupakan tanda kesehatan yang lebih baik dan harapan hidup yang lebih panjang.
Namun, perlu dicatat bahwa ilmu pengujian epigenetik mungkin belum cukup matang.