Meski demikian, Reuters melaporkan Anies juga dikritik karena dia naik ke tampuk kekuasaan di Jakarta pada tahun 2017 dibantu oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang telah melakukan agitasi selama berbulan-bulan terhadap lawannya dan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama, seorang Kristen etnis Tionghoa, yang kemudian dipenjara karena menghina Islam.
Pada saat itu, Anies, yang menganut Islam moderat, terlihat tidak berbuat banyak untuk memperbaiki keretakan agama dan komunal yang melebar.
Namun, Anies mengatakan kebijakannya sebagai gubernur telah "mempersatukan rakyat Jakarta".
"Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor. Sekarang, saya telah menjabat selama lima tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak," katanya.
Analisis Pengamat
Pengamat Komunikasi Politik Jamiluddin Ritonga menyatakan kemungkinan Anies Baswedan akan diusung sebagai capres oleh sejumlah partai politik akan semakin besar.
Terlebih, kata dia, Anies Baswedan telah secara terbuka menyatakan siap maju sebagai capres bila ada partai politik yang mengusungnya pada Pilpres 2024.
Kendati demikian hingga kini belum ada partai politik yang secara resmi menyatakan bakal mengusung Anies.
Meski sudah ada beberapa partai yang mulai melirik orang nomor satu di pemerintahan provinsi DKI Jakarta itu.
"Setidaknya Partai Demokrat, Nasdem, dan PKS yang sebelumnya sudah kerap menyebut Anies akan mendapat kepastian untuk mengusungnya," kata Jamiluddin dalam keterangannya kepada awak media, Jumat (16/9/2022).
Dia memperkirakan kemungkinkan parpol akan mengusung Anies Baswedan akan dilakukan setelah yang bersangkutan lengser sebagai Gubernur DKI Jakarta Oktober 2022 mendatang.
"Karena itu, Partai Demokrat, Nasdem, dan PKS tampaknya tak lama lagi akan mendeklarasikan berkoalisi untuk mengusung Anies," ucap dia.
"Kemungkinan deklarasi itu akan dilakukan tak lama setelah Anies purnabakti Gubernur DKI Jakarta," lanjutnya.
Sumber: Tribun Jakarta/Tribunnews.com