News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Benarkah Surya Paloh Salah Perhitungan Politik Majukan Anies Baswedan Sebagai Bakal Capres Nasdem?

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) dengan Anies Baswedan (kanan) saat ditemui awak media di Jakarta Convention Center, Jumat (11/11/2022). Surya Paloh disebut salah perhitungan atau kalkulasi politik saat mengusung Anies Baswedan menjadi bakal capres Partai Nasdem.

Ada pun, saat ini poros Koalisi Perubahan digagas Nasdem, Demokrat dan PKS mendukung pencapresan Anies Baswedan.

Baca juga: Pengamat Nilai Kunjungan Surya Paloh ke Beberapa Partai Sebagai Upaya Perbaikan Komunikasi Politik

Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya saat menerima kunjungan elite PKS, di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023).

"Pak Surya mengatakan komunikasi harus berjalan secara continue berjalan secara terus-menerus," kata Willy.

Willy berujar, pertemuan sejumlah elite PKS dengan Surya Paloh menunjukkan tidak ada sekat-sekat dalam berpolitik.

"Kita harus berpolitik dalam suasana kebatinan yang riang gembira yang fiesta jadi tidak ada hal yang sifatnya bermusuhan," ujarnya.

Pengamat: Surya Paloh ingin perkuat posisi tawar

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sedang memperkuat posisi tawarnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu merespons langkah Paloh yang menemui sejumlah tokoh-tokoh setelah dipanggil Jokowi ke Istana Negara.

"Surya Paloh ingin menguatkan posisi tawar NasDem di hadapan presiden sebagai partai yang paling loyal mendukung kebijakan pemerintah bahkan sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta," kata Agung kepada Tribunnews.com, Sabtu (4/2/2023).

Selain itu, Agung menganggap bahwa Paloh ingin menjaga relasi politiknya dengan Jokowi setelah sempat memanas akibat mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres).

"Sehingga 'kesalahpahaman' yang sempat mengemuka bisa diminimalkan," ujar dia.

Namun, ia juga menilai jika baik Jokowi maupun Paloh sama-sama saling membutuhkan baik dalam konteks Pilpres 2024 atau setelahnya.

"Anies membutuhkan restu politik dan di saat yang sama Presiden Jokowi perlu dukungan politik yang solid di sisa pemerintahannya maupun pasca ia tak lagi menjabat agar kaki-kaki politiknya tetap kokoh dan ketergantungan terhadap PDIP bisa direduksi," tegas Agung.

Diketahui, Paloh sempat dipanggil mendadak oleh Presiden Jokowi ke Istana Negara pada Kamis (26/1/2023) lalu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini