News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Mundur dari NasDem, Zulfan Lindan: Mulai Sekarang Bebas dari Ikatan Parpol

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi senior Zulfan Lindan, saat ditemui seusai acara diskusi politik Populi, di Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan politikus Partai NasDem, Zulfan Lindan mengatakan kini dirinya bebas dari ikatan partai politik (partai politik) alias independen.

Hal itu seusai dirinya memutuskan mundur dari partai besutan Surya Paloh tersebut.

"Jadi mulai sekarang saya terbebas dari ikatan-ikatan identitas partai politik, saya lebih independen," kata Zulfan di akun YouTubenya Zulfan Lindan Unpacking Indonesia, dikutip pada Kamis (23/3/2023).

Sebab, Zulfan menyebut pernyataannya kerapkali dianggap masih mewakili sebagai politisi Partai NasDem.

"Saya juga capek di mana-mana saya ngomong saya masih dianggap sebagai politisi Partai NasDem," ujarnya.

Baca juga: Mundur dari NasDem, Zulfan Lindan: Surya Paloh Tak Nyaman Anies Antitesis Jokowi

Dia memastikan segala pernyataan yang disampaikannya merupakan tanggung jawab peribadi, bukan Partai NasDem.

"Apapun yang saya sampaikan itu adalah menjadi tanggung jawab saya. Tidak dikait-kaitkan dengan partai politik yang selama ini saya berada di situ," ucapnya.

Surya Paloh Tak Nyaman

Zulfan juga menyebut jika Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tak nyaman dengan pernyataannya soal Anies Baswedan antitesis Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Setelah saya menyatakan Anies Baswedan itu adalah sebagai Antitesis Jokowi, rupanya pernyataan itu kan kita sudah tahu bersama tidak nyaman bagi Ketua Umum Partai NasDem (Surya Paloh) kawan-kawan elite yang ada di Partai NasDem," tegasnya.

Zulfan menyebut atas pernyataan 'Anies antitesis Jokowi' kemudian dirinya dinonaktifkan dari kepengurusan DPP Partai NasDem.

"Sehingga dikeluarkanlah surat menonaktifkan saya sebagai pengurus Partai NasDem dan itu tidak ada masalah buat saya, itu boleh saja," ujarnya.

Dia mengaku setelah dinonaktifkan, dirinya pun sejak saat itu berniat mengundurkan diri dari Partai NasDem.

"Dan sebenarnya sejak saat itu saya sudah punya niat yang cukup besar memang saya harus mengundurkan dari Partai NasDem," ungkapnya.

Anies Antitesis Jokowi

Adapun Zulfan sempat mengatakan mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan antitesis Presiden Jokowi.

Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa Partai NasDem mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

Ia juga menegaskan NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.

“Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” ujar dalam acara Adu Perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.

Dengan Anies sebagai antitesis, Zulfan berharap hal ini akan berbuntut lebih dahsyat lagi bahkan hingga pada Pemilu 2029.

Lebih lanjut, Zulfan menegaskan sosok yang ia sebut antitesis ini hanya ada pada figur Anies.

Sedangkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga digadang-gadang maju pilpres tidak memiliki antitesis tersebut.

“Diharapkan dari dua ini dari Jokowi, kemudian dari Anies, sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029,” ujarnya.

“Karena memang kalau misalnya Ganjar dari tesa ke tesa, enggak ada anti-tesa. Prabowo dari tesa ke tesa,” Zulfan menambahkan.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini