News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Penentuan Capres dan Cawapres Koalisi Besar Disebut Akan Rumit, PAN: Nanti Ada Pembicaraan Khusus

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat konferensi pers usai acara Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). Dalam acara tersebut, hadir para ketua umum parpol koalisi pemerintah yakni Airlangga Hartarto dari Golkar, Prabowo Subianto dari Gerindra, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Muhamad Mardiono dari PPP.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menyebut bakal ada pembicaraan khusus untuk memutuskan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden jika Koalisi Besar dibentuk.

Hal itu disampaikannya merespons adanya anggapan bahwa Koalisi Besar akan rumit memutuskan siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres.

"Nanti tentu ada pembicaraan khusus terkait itu," kata Saleh kepada wartawan Jumat (7/4/2023).

Koalisi Besar merujuk pada bersatunya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

KIB terdiri dari PAN, PPP dan Golkar. Sementara KIR terdiri dari PKB dan Gerindra.

Dikatakan Saleh, Koalisi Besar nantinya akan berusaha mencari titik kesepakatan terkait capres dan cawapres.

Sehingga tidak ada partai politik yang merasa tertinggal.

"Jadi politik itu salah satu definisi politik lainnya selain the art of possibility tadi, ya salah satunya ya adalah seni untuk mencari kesepakatan," ucapnya.

Baca juga: Bertemu Gerindra Besok, PAN Sebut Ingin Samakan Frekuensi soal Koalisi Besar

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Bidang Pemenangan Pemilu Jazilul Fawaid menyatakan, adanya kerumitan yang bakal dihadapi jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bakal melebur menjadi koalisi besar.

Adapun kerumitan yang dimaksud yakni, dalam menentukan siapa sosok yang akan dijadikan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Besar itu.

"Ini yang kami pikirkan apakah nanti atau pengambilan keputusan terkait capres dan cawapres dengan koalisi yang besar itu pakai ukuran dan standar apa memutuskannya," kata Jazilul dalam keterangannya, Senin (3/4/2023).

Sebab, kata Jazilul, hingga kini dari setiap koalisi yang sudah terbentuk, termasuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan, masih belum menemukan formula yang tepat untuk mengusung pasangan capres dan cawapres.

Terlebih kata dia, antara PKB dengan Gerindra dalam KKIR. Jazilul menyebut, sejauh ini kedua partai itu masih belum dapat menentukan siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres.

Padahal, menurut Jazilul, partai yang ada di dalam KKIR hanya ada dua, apalagi jika koalisi besar itu terbentuk, dirinya mengkhawatirkan akan adanya kerumitan yang lebih tinggi lagi nantinya.

"Orang kami berdua aja (Gerindra-PKB) aja kesulitan memutuskan (capres-cawapres), apalagi berlima," ucap pria yang akrab disapa Gus Jazil itu.

Oleh sebab itu, sebagai proses awal, PKB kata Gus Jazil mengikuti apa yang menjadi arahan Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum partai tentang wacana koalisi besar tersebut.

Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri jika nantinya beragam kerumitan akan dihadapi oleh koalisi besar.

"Pengalaman yang berjalan itu kerumitannya justru pada bagaimana menyusun format koalisi nya, menentukan calon presiden dan calon wakil presidennya, dan juga portofolio yang akan dibuat," tukas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini