Sebelumnya, Pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai, wacana Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bergabung dengan koalisi besar dapat terwujud.
Sebab, didukung oleh mesin partai yang kuat.
Menurut dia, KIB perlu mendorong kader internal untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar.
"KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam koalisi besar," ujar Ikhwan, Selasa (18/4/2023).
Arif mengatakan rekomendasi capres atau cawapres dari KIB mempermudah wacana peleburan koalisi besar semakin terwujud.
Arif mengatakan peleburan KIB-KIR menjadi koalisi besar tidak lepas dari peran Jokowi.
Restu Jokowi pun, lanjutnya, akan membuat kedua koalisi bersatu dan menjadi kekuatan besar.
Kekuatan ini dinilai mampu menghadapi PDIP meski Jokowi adalah kader PDIP.
Artinya, ujar Arif, koalisi besar yang direstui Jokowi akan berhadapan dengan PDIP sebagai koalisi tunggal yang mengusung capres.
"PDIP ingin merapat ke Koalisi Besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan PDIP tidak mau ketinggalan sebagai salah satu partai pendukung pemerintah," tambahnya.
Arif menambahkan, PDIP menyadari mereka berpotensi kalah jika koalisi besar terbentuk.
Keyakinan PDIP sebagai tuan rumah koalisi merupakan respons dari ketakutan PDIP ditinggalkan koalisi pemerintah.
"Sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," lanjutnya.
Di satu sisi, Jokowi merestui capres dari koalisi besar yang sepertinya mengarah ke sosok Prabowo Subianto.