Teriakan serta dukungan untuk Ganjar Presiden pun bergema di GOR Dempo yang telah penuh sesak dihadiri kader partai berlambang bantenh moncong putih itu.
"Selamat Datang Calon Presiden kita, Ganjar Pranowo. Ganjar Presiden, Ganjar Presiden," seru ribuan kader PDIP.
Setelah itu, Ganjar bersilahturahmi dan safari Budaya bersama tokoh adat, ulama, dan relawan se-Sumatera Selatan di Dining Hall Jakabaring, Palembang, Sabtu (20/5/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengingatkan pendukungnya soal adab.
"Kita diajarin adab, maka banyak sekali muncul para relawan, muncul kelompok-kelompok dari 'Pak Ganjar kita dukung', ya sabar. Satu, tetap jaga adab dan jangan membully," kata Ganjar.
Ganjar pun bercerita saat kunjungannya bertemu dengan Gus Mus.
Saat itu, pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang itu bercerita dunia saat ini sudah serba digital.
Para ulama pun harus memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan dakwahnya.
Begitu halnya, apa yang dilakukan Gus Baha.
Namun, Ganjar mengaku terkejut saat tahu kalau Gus Baha tidak punya akun media sosial.
"Ngobrol berdua ternyata Gus Baha itu tidak punya akun sendiri, siapa yang mengelola? Ya santri, ya orang lain yang mereka senang," ucap Ganjar.
"Bahkan dengan gaya yang sangat asik, sangat enak sehingga menunjukan agama dgn konteks Islam banget itu ditunjukan dengan enak, semua senang mendengarkan semua ada solusi tidak ada ungkap-ungkapan kemaharan itu," sambung dia.
Menurut Ganjar, dari kedua tokoh ulama itu, banyak hal baik yang bisa diambil untuk tetap menjaga nilai-nilai keIslaman serta menjaga kerukunan di tanah air.
"Ada Banyak cerita yang bisa diberikan dengan nilai-nilai ke-Indonesiaan kita nila-nilai kenusantaraan kita, yang kemudian menjadi inspirasi kebaikan," kata Ganjar.
3. Anies Baswedan di Milad PKS
Bacapres dari koalisi perubahan Anies Baswedan menghadiri acara milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Pantauan Tribunnews di lokasi, Anies Baswedan tampak memakai jas dan peci berwarna hitam.
Dia terlihat ditemani Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) untuk naik ke atas panggung.
Tak hanya JK, sejumlah elite PKS juga turut terlihat menemani keduanya naik ke atas panggung acara.
Mereka di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf, Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy.
Mereka lalu berkeliling panggung dan memberikan lemparan salam kepada ribuan kader PKS yang hadir di Istora Senayan.
Ribuan kader PKS pun bergemuruh sembari meneriakan 'Anies Presiden'.
"Anies Presiden, Anies Presiden," ujar ribuan kader PKS.
Tak hanya Anies-JK, ada pula Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudoyono (AHY) dan petinggi Demokrat yang menghadiri milad PKS ke-21.
Lalu, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah yang mewakili Puan Maharani.
Selain itu, ada pula Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali yang mewakili Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Sementara itu, parpol-parpol lain tidak diundang.
Dalam kesempatan tersebut Anies memberikan pidato politik.
Ia menyoroti sejumlah hal dalam pidato politiknya termasuk pembangunan infrastruktur jalan.
Anies Baswedan membandingkan pembangunan infrastruktur jalan era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Awalnya, Anies mengakui bahwa pembangunan infrastruktur jalan era pemerintahan Presiden Jokowi menjadi yang terpanjang dibandingkan kepemimpinan sebelumnya.
Namun, Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyoroti mayoritas infrastruktur jalan yang dibangun era Jokowi merupakan jalan berbayar.
"Pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode-periode sebelumnya. 63 persen jalan tol berbayar yang berada di seluruh Indonesia itu dibangun di era pemerintahan sekarang. Sepanjang 1.569 kilometer dari total 2.499 KM itu adalah jalan berbayar," kata Anies saat memberikan orasi politik di hadapan ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam acara milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Namun, kata Anies, jalan-jalan yang tak berbayar atau gratis yang dibangun di era Presiden Jokowi justru dinilai sangat sedikit.
Padahal, jalan tersebut dipakai untuk mobilitas penduduk dari sudut desa ke perkotaan.
"Jalan yang tak berbayar yang digunakan oleh semua secara gratis yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut sudut desa ke perkotaan yang menbawa produk-produk pertanian, produk pertanian, produk perikanan dari sentra-sentra tempat mereka dihasilkan kewilayah-wilayah pasar baik jalan nasional, jalan provinsi, atau pun jalan kabupaten terbangun 19.000 kilometer di pemerintahan ini," ungkap Anies.
Anies pun membandingkan pembangunan jalan yang tak berbayar di era Jokowi dengan era SBY.
Bahkan, kata dia, SBY unggul tujuh kali lipat lebih dari Jokowi.
"Kalau coba saya bandingkan dengan pemerintahan 10 tahun yang lalu di jaman presiden pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144.000 atau 7 setengah kali lipat," jelasnya.
"Bila dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun jalan nasional sepanjang 590 Km di 10 tahun sebelumnya 11.800 Km 20 kali lipat. Kita belum bicara mutu, kita belum bicara standar dan lain-lain, kita bicara panjangnya," sambungnya.
Lebih lanjut, Anies menambahkan seharusnya pembangunan infrastruktur harus memberikan keberpihakan kepada masyarakat kecil.
Khususnya, pembangunan jalan yang tak berbayar atau gratis bagi masyarakat Indonesia.
"Infrastruktur yang bukan hanya untuk sebagian tetapi infrastruktur untuk semuanya," pungkasnya. (Tribunnews.com/ fransiskus/ igman/ danang)