Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Menparekraf) Sandiaga Uno yang membawa konsep percepatan pembangunan, dinilai mempertegas kalau dirinya tak akan menjadi pasangan Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Demikian keterangan itu disampaikan oleh Pengamat Politik Adi Prayitno yang menyebut, konsep tersebut sudah jelas tidak selaras dengan visi yang dibawa Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan.
"Anies mengusung tema perubahan sementara sandi itu mengusung percepatan, dia distingsi yang menurut saya menjadi penebal bahwa Sandi tidak mungkin berkoalisi dengan Anies," kata Adi saat dimintai tanggapannya oleh Tribunnewscom, Kamis (1/6/2023).
Pernyataan Sandiaga Uno itu juga kata dia, semakin menguatkan kondisi di dalam Koalisi Perubahan itu sendiri.
Dimana, Adi menilai kalau Koalisi Perubahan memang tidak akan mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres Anies Baswedan, meski keduanya pernah memenangkan Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
"Di luar faktor-faktor politik ya misalnya partai-partai koalisi perubahan itu kan sangat kelihatan tidak menginginkan Sandi sebagai pendampingnya Anies," kata dia.
Dengan begitu, maka Adi menilai kalau potensi duet Anies-Sandi seperti yang terjadi pada Pilgub DKI Jakarta silam akan tertutup di pilpres 2024 ini.
Sebab, gagasan yang disampaikan oleh Sandiaga Uno belakangan ini, mempertegas kalau mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, pengin memberikan opini lawan tanding bagi Koalisi Perubahan.
"Jadi pernyataan Sandiaga yang menegaskan bahwa ingin mempercepat pembangunan itu ingin menabrak ingin membantah ataupun ingin menjadi opini lawan tanding yang selama ini selalu dihembuskan oleh kubu perubahan," tukas dia.
Baca juga: Ungkit Polemik Utang Piutang, PPP Tak Yakin Anies-Sandi Duet di Pilpres 2024
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno alias Sandiaga Uno menyatakan, dirinya akan menetapkan konsep percepatan pembangunan bukan untuk perubahan.
Pernyataan itu disampaikan Sandiaga Uno saat disinggung terkait adanya potensi dirinya disandingkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).
Adapun salah satunya, disandingkan oleh Anies Baswedan yang merupakan bakal capres dari Koalisi Perubahan.
Alasan Sandiaga Uno menerapkan konsep percepatan pembangunan itu karena dirinya melihat adanya potensi Indonesia menjadi negara maju.
"Capaian pembangunan dan ekonomi untuk mencapai negara maju. Kalau kita ubah lagi arah pembangunan kita, kita nanti akan hilang waktu dan bonus demografi," kata Sandiaga Uno saat ditemui di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Kesempatan untuk meraih Indonesia Emas tersebut, kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu hanya memerlukan waktu singkat, yakni 15 tahun atau pada 2045.
Oleh karenanya, jika pembangunan yang ada saat ini diubah, dikhawatirkan bakal menghilangkan potensi tersebut.
"Karena kalau kita mengubah arah pembangunan bangsa ini, kita hanya punya waktu 15 tahun. 15 tahun untuk bonus demografi kita terkonversi peningkatan," ucap dia.
Sandiaga pun enggan menjawab apakah sikap itu menandakan dirinya tidak sepakat dengan visi yang dibawa koalisi perubahan yang kini mengusung Anies Baswedan menjadi calon presiden.
Baca juga: PKS Perhitungkan Duet Anies-Sandi di Pilpres 2024, Demokrat dan Prabowo Beri Respons Menohok
Ia hanya menyatakan, data menunjukkan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Presiden Jokowi memiliki tingkat kepuasan yang tinggi di masyarakat.
"Nanti tentunya pimpinan partai politik yang akan menentukan. Tetapi ini berdasarkan data yang saya miliki dan pengalaman yang saya lalui selama ada di kabinet Indonesia maju. Dan capaian capaian yang berbuah terhadap tingkat kepuasan kepada pemerintah Jokowi di angka hampir 80 persen," pungkasnya.