TRIBUNNEWS.com - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memimpin langsung tim khusus penggodokan calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.
"Terkait cawapres ada tim khusus yang dipimpin langsung oleh Ibu Ketum," ungkap Hasto di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Tak hanya Megawati, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, serta Kepala Pusat Analisis dan Pengendali Situasi PDIP, Prananda Prabowo, juga tergabung di tim khusus penggodokan cawapres Ganjar.
Baca juga: Profil 6 Cawapres Ganjar Bocoran dari Puan Maharani: Mahfud MD, Erick Thohir, hingga AHY
"Di situ ada Mas Prananda ada Mbak Puan. Ini secara dinamis," lanjut Hasto.
Diketahui sebelumnya, Puan Maharani telah membocorkan sejumlah nama yang masuk bursa cawapres Ganjar Pranowo.
Di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD; Menteri BUMN, Erick Thohir; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno; Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); dan Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Profil Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri, yang bernama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, lahir pada 23 Januari 1947 di Yogyakarta.
Ia adalah putri Presiden pertama RI sekaligus Bapak Bangsa, Ir Soekarno.
Mengikuti jejak ayahnya, Megawati terpilih menjadi presiden kelima RI yang menjabat pada 2001-2004.
Ia adalah presiden wanita pertama di Indonesia sejak tanah air berhasil merdeka.
Dikutip dari situs resmi PDIP, Megawati menghabiskan masa sekolahnya sejak SD hingga SMA di Cikini, Jakarta.
Lulus dari SMA Perguruan Cikini, ia berkuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.
Namun, Megawati keluar dari Unpad pada 1967 sebelum ia lulus, untuk kembali bersama ayahnya.
Di tahun 1970-an, ia kembali berkuliah, kali ini di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).
Lagi-lagi Megawati keluar sebelum sempat mendapat gelar sarjana.
Di tahun 2016, Megawati dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Unpad.
Rektor Unpad saat itu, Tri Hanggono Achmad, mengungkapkan gelar itu diberikan kepada Megawati sebagai bentuk pengakuan atas pencapaiannya yang dinilai berhasil membawa stabilitas politik pada masa transisi demokrasi.
Baca juga: Ganjar Jadi Capres 2024 dari PDIP, Butet: Bukti Level Megawati Sekelas Makrifat Politik
"Pemberian gelar kehormatan ini sebagai pengakuan bagaimana dalam masa transisi demokrasi yang penuh tantangan."
"Ibu Megawati Soekarnoputri mampu membawa stabilitas politik, dan mengatasi tantangan perekonomian nasional akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan," kata Tri, dilansir Kompas.com, Selasa (24/5/2016).
Sejak duduk di bangku kuliah, Megawati sudah aktif di organisasi.
Saat tahun pertama kuliah di Unpad, ia tergabung dalam Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Pada 1986, Megawati resmi menjadi anggota PDI.
Status Megawati sebagai putri Soekarno membantu dirinya meraih popularitas di dunia politik.
Satu tahun setelah bergabung dengan PDIP, ia terpilih sebagai Ketua Umum DPC Jakara Pusat untuk periode 1987-1992.
Di saat yang bersamaan, ia juga terpilih menjadi anggota DPR RI.
Setidaknya Megawati pernah menjabat sebagai anggota DPR RI pada periode 1987-1992, 1992-1997, dan 1999-2004.
Tetapi, pada periode ketiganya, Megawati mengundurkan diri karena terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Saat PDIP memisahkan diri dari PDI sejak 1998, Megawati terpilih menjadi Ketua Umum hingga sekarang.
Masih dilansir Kompas.com, Megawati resmi dilantik menjadi Presiden ke-5 RI pada 23 Juli 2001, setelah Gus Dur lengser.
Masa pemerintahannya dimulai setelah Sidang Istimewa MPR pada 2001 dan Gus Dur mengakhiri jabtannya sebagai Presiden ke-4 RI.
Selama kepemimpinannya, Megawati membuat beberapa kebijakan di beberapa bidang, termasuk politik.
Baca juga: Tim Khusus Cawapres Ganjar Dibentuk, Megawati Bakal Komunikasikan ke Jokowi dan Ketum Parpol Koalisi
Di era pemerintahan Megawati, Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dibanding sebelumnya.
Mengutip situs resmi KPU, perbedaan itu terdapat pada sistem pemilihan DPR, DPRD, DPD, dan pemilihan presiden-wakil presiden yang dilakukan secara langsung, bukan lagi melalui anggota MPR.
Saat ini, selain menjabat sebagai Ketua Umum PDIP, Megawati juga menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Dianugerahi Doktor Kehormatan dari Berbagai Universitas
Sejak 2001 hingga 2019, Megawati dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dalam berbagai bidang dari sejumlah universitas.
Tercatat Megawati pernah dianugerahi Doktor Honoris Causa dalam Bidang Politik dari universitas di Rusia, Korea Selatan, dan Indonesia.
Menurut catatan PDIP, berikut ini sederet gelar Doktor Honoris Causa yang diberikan kepada Megawati:
- Doktor Honoris Causa dari Waseda University, Tokyo, Jepang, dalam Bidang Hukum (2001);
- Doktor Honoris Causa dari Moscow State Institute of International Relations, Rusia, dalam Bidang Politik (2003);
- Doktor Honoris Causa dari Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, dalam Bidang Politik (2015);
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Padjadjaran Bandung, dalam Bidang Politik dan Pemerintahan (2016);
- Doktor Honoris Causa dari Mokpo National University di Korea Selatan, dalam Bidang Ekonomi Demokrasi (2017);
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang, dalam Bidang Politik Pendidikan (2017);
- Doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri, dalam Bidang Politik Pemerintahan (2018);
- Doktor Honoris Causa dari Fujian Normal University di China, dalam Bidang Diplomasi Ekonomi (2018);
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka di Jepang di Bidang Kemanusiaan (2019).
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fersianus Waku, Kompas.com/Ihsanuddin)