Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengatakan kesenjangan ekstrem justru bukan terjadi di wilayah pelosok, melainkan di kota pusat pemerintahan.
Sebagai contoh kata Anies, pusat kota seperti Jakarta, nampak jelas ekstrem miskin dan ekstrem kaya bersandingan dalam satu wilayah.
Baca juga: Kata Ganjar tentang Prabowo Subianto dan Anies Baswedan
Hal ini disampaikan Anies dalam acara Rakernas XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, di Makassar, Kamis (13/7/2023).
“Pada saat keliling saya justru menemukan bahwa kemiskinan ekstrem itu adanya tidak di pelosok yang jauh sana, tapi adanya justru di pusat pemerintahan, di pusat negara kita, di Jakarta. Yang ekstrem miskin di situ, yang ekstrem kaya juga di situ,” kata Anies.
Anies menyebut permasalahan yang terjadi disebabkan pertumbuhan tidak merata.
“Kami melihat permasalahannya ada pada pertumbuhan yang tidak berkeadilan. Saya menggunakan contoh Jakarta bukan tempat lain,” katanya.
Baca juga: Anies: Kota-kota di Indonesia Saat ini Belum Produktif Secara Ekonomi
Ia menyebut sejak tahun 1972 hingga tahun 2012, Jakarta berkembang tanpa dikendalikan dengan sebuah visi soal pergerakan penduduk. Anies pun mengatakan persoalan itu kini meluas ke luar Jakarta.
“Jakarta ini, kalau kita lihat tata ruangnya itu berkembang tanpa dikendalikan dengan sebuah visi tentang pergerakan penduduk. Ini wajah Jakarta sejak tahun 72 sampai 2012, sekarang lebih luas lagi di luar Jakarta,” ujar dia.
Eks Gubernur DKI Jakarta itupun menilai fenomena yang ada di Jakarta bisa terjadi di kota lain dalam beberapa dekade mendatang.
Berkenaan dengan itu Anies memandang perlunya tidak mengulang problematika yang pernah terjadi di Jakarta. Sehingga ia mengajak semua pemerintah kota untuk menata wilayahnya sejak sekarang agar jika menjadi kota besar, maka kota tersebut menjadi kota layak huni.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Prabowo Sebagai Sosok Patriot, Ganjar Sahabat Lama
“Karena itu kami memandang sebaiknya jangan mengulang problematika yang dilewati beberapa dekade di Jakarta dan kota besar lainnya, tapi mulai dari sekarang kita tata agar kota kita ketika nanti menjadi kota besar, dia menjadi kota layak huni,” katanya.