Namun, menurut Ujang, Demokrat lebih cocok untuk gabung mendukung capres dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Sebab, lanjutnya, partai berlambang bintang mercy itu belum bisa bersatu dengan PDI Perjuangan.
Baca juga: Demokrat Minta Anies-Cak Imin Ganti Nama Koalisi Perubahan, Ini Respon Politikus PKS
Terkait hal itu, ia menjelaskan mengenai hubungan yang tidak baik antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
"Saya sih melihat bahwa kalau yang lebih bagus, yang lebih cocok ya kelihatannya (Demokrat) ke Prabowo. Karena hubungan tidak baik, tidak bagus antara SBY dan Mega itu ya belum bisa ketemu antara Demokrat dengan PDIP," kata Ujang, saat dihubungi Tribunnews.com.
Ujang menuturkan, hubungan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus anak dari SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDI Perjuangan sekaligus anak dari Megawati, Puan Maharani memang terjalin dengan baik.
Namun, hubungan kurang bagus antara kedua orang tua mereka tetap akan berpengaruh terkait koalisi.
"Walaupun kita tahu bahwa Puan dan AHY sudah bagus, tapi kan ayahnya belum. Jadi saya melihat itu juga berpengaruh," kata Ujang.
Lebih lanjut, Ujang menegaskan, soal Demokrat lebih cocok mendukung Prabowo.
Dijelaskannya, karena masih sama-sama keluarga besar purnawirawan TNI.
"2019 lalu AHY tidak jadi cawapresnya Prabowo, walaupun kecewa tapi dalam titik tertentu dengan Prabowo masih ketemu karena masih keluarga besar ya. Mereka sama-sama keluarga besar purnawirawan TNI. Pak Prabowo jenderal, SBY jg sama jenderal. Jadi masih satu atap satu rumah, jadi masih bisa ketemu," jelas Ujang.
Meski demikian, Pengamat Politik itu mengatakan, baiknya agar publik menunggu keputusan dari Partai Demokrat.
Gerindra Buka Pintu untuk Demokrat
Partai Gerindra membuka pintu untuk Partai Demokrat untuk bergabung, usai partai pimpinan AHY itu keluar dari Koalisi Perubahan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan partainya tidak ada kendala untuk menerima Partai Demokrat.
"Kami juga sebagai ini juga terbuka dan enggak ada kendala juga untuk menerima sahabat-sahabat dari Partai Demokrat ya," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/9/2023).