Buntut pembentukan partai tersebut, Budiman Sudjatmiko dipenjara oleh pemerintah Orde Baru dan divonis 13 tahun penjara.
Partai Rakyat Demokratik dianggap menjadi dalang yang memicu kerusuhan di Jakarta pada 27 Juli 1996.
Setelah bebas, Budiman Sudjatmiko menempuh studi di bidang Ilmu Politik di Universitas London.
Budiman Sudjatmiko pun melanjutkan kuliah masternya di Universitas Cambridge.
Dukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2024
Budiman Sudjatmiko telah mendeklarasikan diri bersama relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023).
Budiman menyuarakan dukungannya untuk Prabowo saat masih menyandang status kader PDI Perjuangan.
Di mana saat ini PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres) 2024.
Meski begitu, Budiman mengaku siap menerima sanksi dari PDIP.
“Jangan berandai-andai terkait sanksi. Ini situasi dinamis, saya pikir kalaupun ini berisiko, saya tidak akan lari dari tanggung jawab,” katanya, Jumat (18/8/2023), dilansir TribunJateng.com.
Baca juga: Penuh Hormat, Prabowo Sapa dan Cium Tangan Istri Para Senior di HUT ke-64 PEPABRI
Sosok AM Hendropriyono
Tokoh selanjutnya yang pada Pilpres 2019 berbeda arah politik dan kini dikabarkan dukung Prabowo Subianto adalah tokoh intelijen AM Hendropriyono.
AM Hendropriyono mertua Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini, merupakan pendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Dukungan AM Hendropriyono kepada Prabowo semakin terlihat saat bersama-sama di Kupang NTT pada Minggu 21 Agustus 2023 lalu menghadiri deklarasi Organisasi Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hadir dalam deklarasi itu, Ketua Dewan Penasehat PPIR Mayjen TNI (Purn) Arri Sujono, Jenderal TNI (purn) A. M Hendropiyono, Letnan Jend TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, dan Mayor Jenderal TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim.