News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Koalisi Gemuk atau Kurus yang Bakal Menang di 2024? Bandingkan Situasinya dengan Pilpres 2014 & 2019

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta dukungan koalisi partai politik terus mengerucut menjelang pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berkontestasi dalam Pilpres 2024. Kabar terbaru, Golkar dan PAN bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB. TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA/DODI ESVANDI

Koalisi pendukung Anies

  • Partai Nasdem: 9,05 persen atau 59 kursi
  • PKB: 9,69 persen atau 58 kursi
  • PKS: 8,21 persen atau 50 kursi
  • Total: 26,95 persen atau 167 kursi DPR RI

Koalisi pendukung Ganjar

  • PDI-P: 19,33 persen atau 128 kursi
  • PPP: 4,52 persen atau 19 kursi
  • Total: 23,85 persen atau 147 kursi DPR RI

Jaminan menang?

Meski jadi koalisi paling gemuk, Prabowo dinilai belum tentu memenangkan Pemilu 2024. Besar kecilnya koalisi partai politik dianggap tak menjamin kemenangan capres-cawapres.

“Dalam kontestasi pilpres, tidak selalu linear antara kemenangan dengan jumlah banyaknya partai dalam koalisi,” kata Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, kepada Kompas.com, pekan lalu.

Ari menyebut, semakin gemuk koalisi, justru semakin rumit membangun koordinasi antarpartai politik. Baik itu untuk menentukan cawapres, maupun ketika mempersiapkan kampanye.

Pilpres 2019

Koalisi pendukung Jokowi di Pilpres 2019 sebenarnya bisa disebut koalisi gemuk.

Koalisi ini sendiri secara resmi berdiri bersamaan dengan diserahkannya nama calon Presiden-Wakil Presiden RI Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke Komisi Pemilihan Umum pada 10 Agustus 2018.[

Penamaan koalisi ini merupakan lanjutan dari Koalisi Indonesia Hebat yang pernah digunakan oleh calon presiden petahana Joko Widodo pada kampanye tahun 2014 yang lalu.[

Koalisi ini didirikan oleh sepuluh partai politik, antara lain:

  1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P),
  2. Partai Golongan Karya (Golkar),
  3. Partai Nasional Demokrat (NasDem),
  4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),
  5. Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
  6. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura),
  7. Partai Solidaritas Indonesia (PSI),
  8. Partai Persatuan Indonesia (Perindo),
  9. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI),
  10. Partai Bulan Bintang (PBB).

Selain itu, jumlah tim kampanye nasional partai ini berjumlah 150 orang.

Koalisi ini sendiri akhirnya keluar sebagai pemenang.

Pilpres 2014

Berbeda dengan di 2019, pada Pilpres 2014, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat dukungan dari Koalisi Indonesia Hebat yang terdapat empat partai parlemen dan satu partai non-parlemen yaitu PDIP, PKB, NasDem, Hanura, dan PKPI (non-parlemen).

Sedangkan, Koalisi Merah Putih yang mendukung Prabowo pada 2014 diisi dengan lima partai parlemen dan satu non-parlemen di antaranya:

  • Gerindra
  • Golkar
  • Partai Amanat Nasional (PAN),
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
  • Partai Bulan Bintang/PBB (non-parlemen).

Dengan dukungan partai yang lebih banyak, kubu Prabowo tidak mampu mengalahkan Joko Widdo (Jokowi ) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla pada Pilpres kala itu.

Prabowo pada Pemilu 2014 tidak hanya didukung oleh partai yang banyak. Hasil perhitungan suara menunjukkan kubu Prabowo juga mendapat perolehan suara lebih banyak dibanding Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini