Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Fadil Imran mengatakan pihaknya menggelar tiga model operasi untuk pengamanan Pemilu 2024.
Hal ini disampaikan Fadil dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI terkait pengamanan Pemilu 2024 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
"Ada tiga operasi yang dijalankan oleh Polri mulai tanggal 19 Oktober 2023 sampai dengan 21 Oktober 2024, selama 222 hari," kata Fadil.
Fadil menyebut operasi itu dilakukan mulai dari tahap pendaftaran capres-cawapres sampai pengucapan sumpah janji presiden dan wakil presiden.
Dia menuturkan tiga model operasi itu, yakni operasi nusantara cooling system, operasi Mantap Brata, dan operasi kontijensi.
Fadil menjelaskan operasi nusantara cooling system adalah untuk mendeteksi penyelidikan, pengamanan tertutup, penggalanganan intelijen dan penggalangan eskalasi pada potensi sampai dengan ambang gangguan.
"Kedua operasi Mantap Brata, operasi Mantap Brata adalah operasi pengamanan ambang gangguan dan gangguan nyata dalam Pemilu serentak tahun 2023-2024," ucapnya.
Sementara operasi kontingensi, dia menjelaskan bertujuan kepada penanganan gangguan nyata.
"Bersifat kontijensi yang disebabkan oleh konflik sosial bencana alam dan terorisme," ungkapnya.
Fadil menambahkan untuk kerawanan kontijensi, Polri telah menyiapkan 25 ribu personel pasukan Brimob. Lalu, 4.756 pasukan Dalmas Nusantara dan 115 personel Densus 88 Antiteror.
"Terdapat pula 2.184 personel yang menjadi power on hand Kapolri sebagai penanganan kontijensi yaitu Aman Nusa I berisi tentang konflik sosial, kedua aman Nusa II berisi penanganan bencana alam, dan ketiga Aman Nusa II berisi tentang penanganan terorisme," imbuhnya.