News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Elite PKS Sindir Istilah Gemoy dan Santuy, Sohibul: Sesuatu yang Tak Sehat Bagi Demokrasi

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman dalam acara Kick Off Kampanye Nasional PKS Road to Final 2024 di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (26/11/2023). Sohibul Iman menyindir istilah gemoy dan santuy. Ia menilai hal itu tak sehat bagi demokrasi. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyindir istilah gemoy dan santuy. Ia menilai hal itu tak sehat bagi demokrasi. 

Istilah gemoy diduga merujuk pada figur capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan santuy yang merupakan gaya politik yang dicitrakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca juga: Baru 3 Bulan Pacaran, Jordan Ali Punya Panggilan Sayang ke Eva Manurung: Cantikku, Kadang Gemoy

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul, dalam acara Kick Off Kampanye Nasional PKS Road to Final 2024 di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (26/11/2023).

Menurut Sohibul, hal itu hanya sekadar gimmick politik yang justru lebih banyak digunakan dalam persaingan politik saat ini.

Oleh karena itu, Shohibul menyebut, PKS mengatasi fenomena itu dengan mempelopori politik berbasis gagasan.

Baca juga: Joget Gemoy Prabowo, Terinspirasi dari sang Eyang, Jadi Viral Setelah Dilakukan di 2 Momen Ini

"Maka PKS memelopori adanya politik gagasan ini untuk mengatasi kondisi yang tidak kita harapkan, apalagi hari-hari ini, saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimiknya," kata Sohibul.

Presiden PKS pada 2015-2020 itu menekankan, demokrasi bangsa ke depan harus menjadi lebih baik melalui pemimpin yang memiliki kapasitas mengelola pemerintahan dan tak sekadar penuh gimmick.

"Memunculkan pemimpin yang di satu sisi punya kapasitas memenangkan pertarungan. Di sisi lain juga kita yakin dia punya kapasitas untuk mengelola pemerintahan," kata Sohibul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini