Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat calon presiden dan calon presiden atau capres-cawapres 2024 diharapkan tidak menjadi ajang seremonial belaka.
Namun dapat jadi sarana bagi masyarakat untuk mengetahui secara gamblang gagasan yang ditawarkan oleh para kandidat.
Hal ini disampaikan oleh Manajer Riset dan Program, The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Arfianto Purbolaksono dalam keterangannya, Kamis (30/11/2023).
"Patut diingatkan juga kepada penyelenggara khususnya agar kegiatan debat bukan hanya menggugurkan kewajiban atau hanya sekedar seremonial sehingga masyarakat tidak mendapatkan substansi dari debat itu sendiri,” ujarnya.
Baca juga: KPU Ralat Jadwal Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Hasilnya
Arfianto mengatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI harus dapat membuat format debat yang benar-benar dapat menggali persoalan yang ada saat ini.
Termasuk isu-isu yang sensitif dan krusial di masyarakat terkait pembangunan, demokrasi dan HAM, lingkungan, serta keberagaman, dan lain-lain.
Sehingga dari isu-isu tersebut dapat diturunkan menjadi pertanyaan yang konkret dengan data valid.
"Bukan sekedar mengawang-awang dan jargon belaka,” tuturnya.
Lebih lanjut ia juga mengatakan bagi ketiga pasangan calon seharusnya dapat memanfaatkan debat kali ini untuk menawarkan program-program mereka.
Dengan tawaran-tawaran yang terukur membuat masyarakat tahu apa yang nantinya mereka dapatkan ketika memilih pasangan tersebut.
“Jadi debat jangan hanya diisi oleh sekedar gimik gemoy, curhat adanya tekanan atau memamerkan kemampuan bersilat lidah maupun berbalas pantun," ungkapnya.
"Yang pada akhirnya hanya menimbulkan riuh di media sosial oleh para pendengung dari masing-masing pendukung pasang calon dan tidak mendorong ke kampanye yang informatif dan edukatif,” sambung Afrianto.
KPU RI telah menetapkan tanggal debat capres cawapres yang bakal berlangsung di Jakarta, yakni: