Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meminta lapor pihak kepolisian jika pentas teater Butet Kartaredjasa diduga ada intimidasi.
Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo menyampaikan nantinya Butet Kartaredjasa diminta melengkapi bukti jika memang adanya intimidasi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.
"Saya rasa disampaikan saja ke kepolisian apakah betul ada intimidasi seperti itu buktinya disampaikan dan saya rasa kalau faktanya nanti sudah diketahui dengan pasti, saya yakin kapolri akan mengambil tindakan yang bijak," ujar Drajad saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).
Baca juga: Respons Mahfud MD hingga Polri atas Dugaan Intimidasi kepada Butet Kartaredjasa
Dijelaskan Drajad, sejatinya pihak kepolisian sudah memberikan kesempatan yang sama kepada setiap tim pasangan calon (paslon) untuk melakukan kampanye.
Dia bilang tidak ada satupun kegiatan kampanye yang dibatalkan.
"Acara kampanye semua jalan, yang penting sesuai dengan aturan KPU, semua boleh jalan kok. Nah kalau sebelum masa kampanye ada yang mungkin baliho dicabut segala macem ya kalau sebelum masa kampanye kan emang negara harus melakukan itu. Jadi selama masa kampanye saya lihat sih gak ada," katanya.
Di sisi lain, kata Drajad, acara seni yang berbalut acara kampanye bisa saja berimplikasi hukum.
"Nah cuman kalau acara seni, acara kampanye dibungkus secara seni yang bukan dari tim kampanye itu mungkin ada komplikasi hukumnya. Silakan minta izin dulu ke Polri," tukasnya.
Sebelumnya, Seniman Butet Kartaredjasa disebut mendapat intimidasi terkait izin pentas teater berjudul Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki atau TIM, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Hal itu diungkapkan budayawan sekaligus pendiri Majalah Tempo, Goenawan Mohamad. Lewat akun X.
Dia mengatakan ada aparat kepolisian mendatangi Butet saat hendak menggelar pentas teater berjudul Musuh Bebuyutan di TIM pada 1 Desember 2023 lalu.
Saat itu aparat kepolisian meminta Butet menandatangani surat pernyataan untuk tidak berbicara politik dalam pentas teater tersebut.
"Butet mentas. Ini pentas Indonesia Kita yg ke-41. Tapi kali ini luar biasa. Polisi datang dan minta Butet bikin statemen untuk tidak bicara politik. Sensor berlaku lagi. Orde Baru yg kejam sedang ditumbuhkan lagi?," kicau Goenawan seperti dikutip.
Terkait itu, Polri membantah melakukan intimidasi seperti apa yang viral di media sosial dan tetap netral dalam pengawalan tahapan Pemilu 2024.
"Polisi netral dalam kegiatan-kegiatan yang sudah diselenggarakan, apalagi dalam Pemilu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Sandi meminta kepada Butet Kartaredjasa untuk melaporkan ke pihak kepolisian jika memang ada anggota yang melakukan intimidasi tersebut dan pasti akan segera diproses.
Dia juga menyarankan kepada semua pihak apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh anggota untuk melapor.
"Apabila ada oknum yang tidak sejalan silakan dilaporkan. Jadi kita tidak usah berpersepsi, tidak usah berandai," ungkapnya.