TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswdan mengunjungi wilayah Rembang, Jawa Tengah pada hari ke-28 masa kampanye Pilpres 2024, Senin (25/12/2023).
Anies Baswedan mengawali kegiatan di Rembang dengan berziarah di makam KH Bisri Mustofa.
Kemudian dilanjutkan dengan berziarah ke makam Adapati Tedjakusuma dan Sayyid Abdurrahman di Lasem, Rembang.
Selanjutnya, Anies melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Al Wahdah, pimpinan Kiai Ahfas Hamid Baidlowi atau yang biasa dikenal Gus Ahfas di Lasem.
Siang harinya, Anies menghadiri acara acara Halaqoh bersama Kiai di Pondok Pesantren di Pondok Pesantren Ma'hadul 'Ulum Asy-Syar'iyyah, Sarang, Rembang.
Baca juga: Reaksi Anies Tahu Orang Nomor Satu NU Gus Yahya Bilang Cak Imin Tak Akan Menang Pilpres
Dalam kesempatan tersebut, Anies mengatakan semua pihak perlu mengembalikan Indonesia menjadi negeri yang menjunjung tinggi adab kehidupan bernegara dan kewarasan dalam kehidupan berbangsa.
"Jadi hari ini pesan perubahan bukan saja bergaung kepada mereka yang terpinggirkan, terkalahkan, tapi pada mereka yang menginginkan Indonesia dalam real negara hukum, di mana kekuasaan diatur hukum, bukan negara kekuasaan," ujar Anies.
Dalam acara halaqoh tersebut Anies ditipkan 8 rekomendasi yang tertuang dalam Risalah Sarang para ulama se-Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Buntut Anies Dilaporkan ke Bareskrim Polri soal Akronim AMIN, Timnas Siapkan Tim Hukum
Risalah dibacakan KH Said Abdurrochim.
Satu poin risalah di antaranya pasangan Anies- Muhaimin atau AMIN harus senantiasa mempertimbangkan pendapat dan pandangan ulama dalam menyusun kebijakan strategis dan menyelesaikan masalah yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Said Abdurrochim pun berharap kelak Anies-Muhaimin bisa membuat masyarakat merasa nyaman karena berbagai kebutuhan kehidupan sandang pangan terpenuhi dengan baik.
"Karena memang dalam Islam itu fungsi seorang presiden. Artinya harus menekankan skala prioritas. Karena itu dengan kita mendukung Pak Anies ini mengharapkan rakyat sejahtera, kita pentingkan rakyat yang dari kalangan bawah. Adapun masyarakat yang kelas menengah bukan berarti kita abaikan, tetapi skala prioritasnya. Ini kita harapkan dari kepentingan rakyat," jelas KH Said Abdurrochim dalam kesempatan tersebut.
Dia juga yakin Anies bisa memperkuat pendidikan pesantren dan memberi pengakuan yang diperlukan bagi pendidikan keagamaan Islam non-formal di tanah air.
Menyikapi hal tersebut, Anies mengaku bersyukur.
Anies menilai dukungan yang diberikan para ulama se-Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi suntikan semangat dalam ikhtiarnya menghadirkan perubahan untuk Indonesia.
"Jadi alhamdulillah, pada siang hari ini menghadiri penutupan dari kegiatan holaqoh kebangsaan dan ijma ulama dari ulama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Disampaikan tadi pesan-pesan perubahan oleh KH Said (Abdurrochim), dan kami menerimanya sebagai sebuah amanah," kata Anies.
Anies bertekad untuk tidak akan mengecewakan harapan para ulama terhadapnya.
Apalagi harapan para ulama se-Jawa Tengah dan Jawa Timur seragam dengan harapan jutaan rakyat yang telah dia temui selama safari politiknya dalam setahun terakhir.
"Insya Allah kami, saya dan Gus Muhaimin akan berjuang sebagai dwi tunggal untuk membawa amanat ini. InsyaAllah bisa kita laksanakan bersama-sama untuk perubahan agar benar-benar keadilan, kesetaraan itu hadir di semua aspek. Ini sebuah pesan yang insya Allah akan sangat berdampak pada dukungan untuk perubahan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan insya Allah meluas ke seluruh Indonesia," kata Anies. (*)