News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Tingkatkan Kualitas Pendidikan Agama, Insentif Guru Ngaji ala Ganjar-Mahfud Perlu Direalisasikan

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Bacapres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, Bacawapres dari PDI Perjuangan Mahfud MD, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua TPN Ganjar-Mahfud MD Arsjad Rasjid berfoto bersama usai pengumuman Bakal Calon Presiden dari PDIP di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (18/10/2023). Mahfud MD resmi ditunjuk sebagai Bakal Calon Presiden dari PDI Perjuangan untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tantan Hermansah menyambut positif rencana pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) memberikan insentif gaji bagi guru ngaji jika memenangi Pilpres 2024. 

Menurut dia, meskipun turut berkontribusi mendidik masyarakat, sejauh ini guru ngaji tak diapresiasi dengan layak. 

"Tunjangan bagi guru ngaji bisa dilihat dari dua hal. Pertama, dari perspektif kepantasan, program ini tentu sangat baik dan patut disambut dengan rasa syukur. Kita tahu guru ngaji itu adalah sosok yang selama ini mengkontribusikan diri untuk kebaikan masyarakat, namun tidak pernah diberikan penghargaan," kata Tantan dalam keterangannya, Rabu (27/12/2023).

Program insentif bagi guru ngaji di seluruh Indonesia merupakan satu dari 21 program unggulan Ganjar-Mahfud. 

Dengan program tersebut, seluruh guru ngaji akan menerima insentif sebesar Rp1 juta setiap bulannya. 

Sejauh ini, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud telah mengumpulkan sebanyak 928 ribu guru ngaji di seluruh Indonesia. 

Menurut Tantan, program bagi guru ngaji dapat merangsang pendidikan agama bisa terselenggara secara baik di masyarakat. 

"Secara sosiologis program ini sangat baik untuk menghasilkan guru-guru atau anak didik yang baik," ucap dia. 

Namun, Tantan melihat ada sengkarut masalah yang sangat pelik terkait kelembagaan guru ngaji. 

Sebab, guru ngaji di Indonesia memiliki ragam tipologi. 

"Ada guru ngaji yang terafiliasi institusi formal seperti masjid dan sekolah atau madrasah dan pesantren, tetapi ada juga mereka yang independen," ujar Tantan. 

Ganjar-Mahfud, lanjut Tantan, perlu merancang parameter yang berkeadilan untuk mendata guru ngaji yang layak diberi insentif. 

Sebab, bukan tidak mungkin guru ngaji yang tidak terafiliasi dengan institusi formal yang justru dengan tulus hati mengajar ngaji di masyarakat.  

"Tentu ada parameter yang berkeadilan. Sebab bisa jadi mereka guru ngajinya yang bayaran di bawah standar justru yang paling ikhlas menjadi pengajar. Sementara mereka yang masuk standar negara malah cenderung kelompok-kelompok yang pragmatis yang memanfaatkan kemampuannya untuk bertindak lebih profesional dengan cara mengambil keuntungan guru ngaji," kata Tantan. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini