TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Calon presiden Anies Baswedan menilai pemerintahan saat ini kerap melupakan keluarga dari kelompok menengah.
Untuk itu, jika terpilih menjadi presiden, ia berjanji akan membuat kebijakan yang juga memperhatikan kelompok tersebut.
Salah satu kebijakan yang dimaksud ialah menyiapkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk semua.
"Siapa yang paling kesulitan dapat rumah saat ini? Kelompok yang di tengah, apalagi yang kerjanya informal," ungkapnya dalam acara Desak Anies di Lapangan Cindua Mato, Sumatra Barat, Rabu (3/1/2023).
Baca juga: Anies di Sumbar: Janji Bangun Stadion Standar FIFA dan Hidupkan Jalur KA, hingga Bicara Food Estate
Melalui program tersebut, Anies ingin membuat regulasi yang memudahkan kelompok menengah dalam mendapat akses pendanaan untuk perumahan.
Di samping itu, Anies juga akan membuat program yang nantinya memudahkan kalangan menengah dalam membiayai pendidikan tinggi.
Mengingat selama ini, sambung Anies, kelompok menengah kerap terhimpit di antara keluarga pra-sejahtera dan keluarga yang mampu.
"Mau daftar program bantuan, dibilang makmur. Mau minta keringanan biaya, dibilang kaya. Padahal kemampuannya tidak ada untuk membiayai kuliah," papar Anies.
"Itulah sebabnya mengapa kita akan buat tanggung jawab negara dalam biaya pendidikan ini lebih tinggi daripada yang harus ditanggung keluarga," imbuhnya.
Ciptakan Lapangan Kerja
Anies mengungkapkan tujuan pendidikan untuk mempertajam kecerdasan, memperkuat kemauan, serta memperhalus perasaan seperti dikatakan Tan Malaka.
“Kita semua ingat kalimat itu. Kita harus ingat bahwa pendidikan bukan sekadar persiapan kerja. Pendidikan bukan untuk menciptakan penjaja-penjaja ilmu pengetahuan yang akan memberi ilmunya kepada orang-orang yang akan membayar dengan harga termahal,” ujar Anies
Pendidikan, kata Anies, adalah mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk menjadi manusia yang berakhlak.
“Manusia yang punya kompetensi. Manusia yang punya skill, manusia yang memberi manfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Itulah fungsi pendidikan. Pendidikan itu membekali sesuai dengan potensinya,” terang dia.
Sekarang tantangan, ujar Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 itu, bukan hanya kaum muda saja yang tidak bisa mendapat pekerjaan, karena pekerjaannya yang kurang banyak.
“Jumlah yang lulus dengan lapangan pekerjaannya tidak seimbang. Kita ingin kebijakan pertumbuhan ekonomi, yang menciptakan pemerataan dan keberlanjutan. Istilahnya pertumbuhan yang berkualitas,” ucap Anies.
Bila harus memilih pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa pemerataan atau pertumbuhan ekonomi yang menengah dengan pemerataan, kata Anies, maka pertumbuhan ekonomi menengah dengan pemerataan jauh lebih baik.
“Pemerataan itu artinya juga kesempatan kerja. Investasi kita melompat tinggi, tapi penyerapan lapangan kerjanya tidak naik, karena investasinya padat modal. Ini yang ingin kita dorong ke depan, investasi di padat karya, investasi untuk sektor informal mikro, karena itu menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga teman-teman lulus kuliah lebih mudah dapat pekerjaan,” pungkasnya.