TRIBUNNEWS.COM - Ekonom senior, Faisal Basri menyebut, ada 15 menteri yang dikabarkan siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dua di antara menteri yang dikabarkan mundur adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri PUPR (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Isu menteri siap mundur dari Kabinet Jokowi dari Faisal Basri sontak membuat heboh. Apalagi isu tersebut berhembus jelang pelaksanaan Pilpres 2024.
Pernyataan Faisal Basri ini pun langsung dibantah oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang mengatakan, kabar itu tidak benar dan hanyalah opini.
Profil Faisal Basri
Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia.
Pemilik nama Faisal Nur Fiqih itu merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI).
Ia adalah keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI, Adam Malik.
Lulus dari UI pada 1985, Faisal Basri melanjutkan pendidikan S2 dan sukses meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).
Dikutip dari lpem.org, kariernya sebagai akademisi dimulai dari pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UI untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang).
Ia juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).
Baca juga: Faisal Basri Serukan Menteri Jokowi Mundur, Pengamat Prediksi Sehabis Pilpres
Pada 1996, Faisal Basri pernah menerima penghargaan selaku Dosen Teladan III UI.
Faisal Basri juga pernah diamanatkan menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).
Ia merupakan pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000).
Di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim Perkembangan Perekonomian Dunia pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).