TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan umum (Pemilu) pada tahun 2019 lalu menyisakan duka.
Setidaknya, ada 894 orang petugas petugas Kelompok Penyelenggara PemungutanSuara (KPPS) yang meninggal dan sebanyak 5175 orang sakit.
Menurut Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut Kementerian Kesehatan dr Nida Rohmawati, MPH ada beberapa faktor risiko jatuhnya korban pada saat itu.
Baca juga: Cegah Kisah Kelam Pemilu 2019, Ketahui Faktor Risiko Gangguan Kesehatan Petugas KPPS
Diantaranya karena beban kerja yang berat dan ada perubahan sistem, yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden digabung dengan calon anggota legislatif.
Dengan disatukannya pemilihan, maka beban kerja menjadi sangat berat.
Selain itu analisis dari pemerintah adanya petugas dengan usia yang sudah lanjut, kebiasaan merokok dan minum alkohol hingga jam tidur yang kurang.
Baca juga: Kepolisian Ingatkan Petugas KPPS Soal Peran Strategis Ciptakan Pemilu Damai dari TPS
Disusul dengan jam kerja di atas 20 jam serta adanya penyakit penyerta atau komorbid.
"Dan juga ada dengan kondisi tidak sehat, ada meningitis bahkan. Meninggal karena
meningitis dan masalah ginjal,"kata Nida saat talkshow Kesiapan Kesehatan di Pemilu
2024 secara virtual, Senin (5/2/2024).
Jurus 4C Agar Petugas KPPS Tetap Sehat
Untuk mencegah terulangnya tragedi ini, dr Nida pun mengimbau petugas KPPS melakukan 4C. C yang pertama adalah cukup tidur.
Petugas perlu tidur minimal 6-8 jam sehari.
"Saat ini mereka sudah sangat sibuk, katanya sampai begadang menyiapkan tempat,
kertas suara. Jangan begadang kurang tidur berhari-hari menjelang hari H,"ujar Dr
Nida.
Selanjutnya C yang kedua adalah cukup minum. Petugas KPPS berisiko dehidrasi karena kekurangan minum. Menurut dr Nida, dehidrasi menjadi risiko terjadinya kesakitan dan kematian pada 5 tahun lalu.
"Kami harapkan jangan lupa minum air putih. Kurangi minum kopi, minuman manis
atau minuman kemasan manis,"pesannya.
Untuk mereka yang sakit, tidak dianjurkan mengonsumsi minuman berenergi.