News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ahok Disebut Bisa Jadi Kuda Putih Jokowi dan Megawati

Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Atas) Prabowo Subianto bergandengan tangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat Pilkada DKI Jakarta 2012 - (Bawah) Ahok bersama calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendukung paslon Ganjar-Mahfud di pilpres 2024. 

Di media sosial, narasi muncul bahwa dukungan Ahok tersebut sebagai kuda putih Jokowi di Pilpres 2024.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai bahwa Ahok sebagai kuda putih tentu wajar karena memiliki kedekatan personal dengan Jokowi.

Baca juga: Serangan Ahok Usai Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud, Kritik Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja

Dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar dianggap sebagai strategi menggembosi PDIP dari dalam.

Namun, kalau dilihat pada sisi lain, Ahok bisa menjadi kuda putihnya Megawati untuk melawan Jokowi. 

"Dari sisi pendukung Jokowi, Ahok bakal dianggap sebagai kuda putih. Hal yang sama juga berlaku pada PDI-P, bahwa Ahok strategi PDI-P ingin menggoyang pengaruh Jokowi. Selain dua tokoh ini memiliki relawan yang sama, maka ada potensi untuk memecah gerakan Jokowi, " ujar Arifki.

Baca juga: Ini Kata Kementerian BUMN Terkait Sosok Pengganti Ahok untuk Posisi Komisaris Utama Pertamina

Dikatakan Arifki, hal yang menarik Ahok sebagai kuda putih Jokowi adalah dengan batalnya koalisi Paslon 01 dan 03 untuk menyiapkan rencana 2 putaran. 

Karena kepentingan yang muncul sejak Ahok mendukung Ganjar-Mahfud, Secara ideologis sulit menyatukan elite 03 dan 01, apalagi antara personal Ahok dan Anies.

Arifki menilai Pertemuan Ahok dan Anies bakal membuka lagi luka lama Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Basis pemilih Anies dan Ahok juga berlawanan. Jika Ahok fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di DKI Jakarta berarti yang direbut adalah suara Anies. 

"Ahok bisa saja menjadi kuda putih Ganjar untuk mengalahkan Anies jika pilpres berpotensi dua putaran. Karena dari berbagai survei, elektabilitas Ganjar-Mahfud kalah dari Anies-Imin. Ahok kuda putihnya bisa dilihat dari sudut mana pun," pungkas Arifki.

Sebelumnya, Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi isu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai kuda putih Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Sebutan kuda putih itu ramai di media sosial, yakni Ahok dianggap ditempatkan Jokowi guna mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin.

Ganjar mengatakan, semua bisa berasumsi termasuk isu Ahok sebagai kuda putih Presiden Jokowi.

"Ya semuanya akan bisa mempertimbangkan, memperhitungkan, berasumsi," kata Ganjar saat ditemui seusai kampanye akbar di BSCC DOME, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (6/2/2024).

Namun, dia menegaskan, Ahok merupakan sahabatnya. Dia meyakini mantan Gubernur DKI Jakarta ini memiliki nilai-nilai dalam berjuang.

Baca juga: Ahok Sebut Presiden Jokowi Tak Bisa Kerja, Prabowo dan Luhut Kompak Membela

"Tapi Ahok teman saya. Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai. Nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar, lalu kemudian dia tidak bisa menjadi gubernur," ujar Ganjar.

Ganjar lalu mengungkit ketika Ahok dijebloskan ke penjara karena kasus penistaan agama pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Setelah keluar dari penjara, kata dia, Ahok pun ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) dengan gaji yang cukup besar, namun dia keluar karena nilai.

"Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, dan kemudian dia masuk penjara, dan dia ikhlas itu, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai," tutur Ganjar.

"Sehingga harapan kita, kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung, kami punya nilai dan nilai itu secara universal bisa dipertanggung jawabkan. Take it or leave it," imbuh Ganjar menambahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini