TRIBUNNEWS.COM - Penulis sekaligus putri sulung aktivis HAM Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani ikut memeriahkan kampanye akbar Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang digelar di Benteng Vastenburg, Solo, Sabtu (10/2/2024) pagi.
Fitri Nganthi Wani membacakan puisi di kampanye tersebut.
Sebelum membacakan puisinya, Nganthi Wani membicarakan nasib ayahnya yang hingga kini masih belum jelas.
Ia menyinggung janji presiden pada tahun 2014 lalu yang akan menuntaskan hilangnya Wiji Thukul.
Lantas, seperti apakah sosok Fitri Nganthi Wani?
Mengutip Tribunnewswiki.com, Fitri Nganthi Wani lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 6 Mei 1989.
Ia adalah anak pertama dari pasangan Wiji Thukul dan Siti Dyah Sujirah.
Adiknya bernama Fajar Merah, seorang musisi.
Bakat menulis Fitri Nganthi Wani menurun dari ayahnya, Wiji Thukul yang juga merupakan penulis dan penyair.
Fitri Nganthi Wani meniti kariernya ketika masih berusia 12 tahun.
Pada usia itu, ia telah menyukai puisi dan tak jarang membacakan karyanya di depan khalayak.
Baca juga: Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud MD: Kirab Budaya di Solo, Penampilan Artis dan Seniman di Semarang
Kariernya di dunia sastra semakin menjadi setelah ia lulus dari perguruan tinggi.
Pada 2008, puisi karyanya berhasil terpilih dan masuk dalam kurikulum Bahasa Indonesia Regional di Universities Indonesia Language Inituative (RUILI), Australia.
Kemudian pada 2009, ia mengeluarkan karya tulisnya berjudul "Selepas Bapakku Hilang".