Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bawaslu RI dan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) mengingatkan komitmen pemantau pemilu untuk melakukan pengawasan terhadap terjadinya kecurangan Pemilu 2024.
Mantan Menteri Agama (Menag) sekaligus anggota GNB, Lukman Hakim Saifuddin kemudian mengingatkan pentingnya profesionalisme penyelenggara pemilu.
Hal tersebut menjadi penting untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan bermartabat.
"Profesionalisme penyelenggara pemilu dan penyelenggara negara menjadi kunci untuk pelaksanaan Pemilu 2024 yang bermartabat," kata Lukman, dalam acara Konsolidasi Pemantau Pemilu Mewujudkan Integritas Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Tahun 2024 yang digelar Bawaslu RI, di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, pada Selasa (13/2/2024).
"Pemerintah dari pusat hingga daerah diharapkan membuktikan kemandiriannya dan integritasnya menjelang pemungutan dan saat penghitungan suara, termasuk menjaga netralitas aparaturnya," sambungnya.
Tak hanya itu, Lukman mengajak seluruh elemen bangsa meletakkan pemilu dalam kerangka jangka panjang untuk legitimasi dan legalitas yang kuat agar pemimpin terpilih bisa menjalankan kekuasaan dengan baik.
"Agar pemilu mendapatkan legitimasi yang kuat, penyelenggara pemilu harus bersih, jujur, adil dan bermartabat," katanya.
Selanjutnya, Lukman menyebut, persoalan etika menjadi perhatian besar para akademisi dan kegelisahan masyarakat untuk terus disuarakan.
"Suara ini perlu diperhatikan mengingat para pengajar, tokoh agama dan tokoh masyarakat adalah tulang punggung perubahan sosial politik di Indonesia," ucap Lukman.
Baca juga: Bawaslu Telusuri Kasus Perusakan Surat Suara di Paniai, Benarkah Berawal Salah Paham?
Selain itu, ia mengatakan, keterlibatan masyarakat pemilih menjadi elemen penting untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan demokratis dengan menolak kecurangan.
"Semua pihak mengedepankan etika dan nurani dalam menjalankan proses demokrasi," ucapnya.
Sebelumnya, anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengatakan, komitmen para pemantau pemilu tersebut menjadi energi yang seharusnya membuat masyarakat memiliki cara pandang positif terhadap pemilu.
"Termasuk memastikan kita semua harus membuktikan bahwa indonesia bisa melewati pemilu 2024 dengan penuh ketepatan sesuai dengan tata aturan perundang-undangan sekaligus memastikan tidak terjadi kecurangan-kecurangan," ungkap Lolly.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Eks Pimpinan Komisi Pemberantasam Korupsi (KPK) La Ode Syarif, Deputi pimpinan Bawaslu Toto Haryono, dan filsuf sekaligus Romo Franz Magnis-Suseno.