Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengatakan mengandalkan data C1 plano (catatan hasil penghitungan suara) dari jaringan saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mengambil sikap ke depan.
Mardiono mengatakan pihaknya memiliki pusat tabulasi suara nasional yang datanya bersumber dari jaringan saksi yang hadir di TPS-TPS.
Ia mengatakan saat ini, PPP masih fokus untuk menunggu data tersebut belum memikirkan tentang arah partainya ke depan.
Hal tersebut disampaikannya menjawab pertanyaan wartawan perihal calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menyatakan akan merangkul semua pihak setelah pemilu selesai.
"PPP belum berpikir itu. PPP sedang menunggu hasil data terutama yang paling utama adalah C1 plano. Itulah data yang real dari TPS. Ini sedang kita kumpulkan dulu ya seperti apa nanti hasilnya. Itu yang paling utama jadi landasan," kata Mardiono usai rapat bersama Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud di Gedung High End, Jakarta pada Kamis (15/2/2024).
Mardiono mengatakan tidak bisa memjadikan hasil quick count (hitung cepat) sementara sebagai dasar kebijakan politik.
Hasil quick count yang didasarkan pada sampling, kata dia, bukanlah fakta hukum dan fakta konstitusi.
"Ya kalau cuma ngambil sampling berapa berapa, berapa itu kan belum menjadi fakta hukum ya. Belum menjadi fakta konstitusi ya. Itu kan hanya asumsi," kata Mardiono.
"Jadi, saya tidak mau langkah-langkah yang saya lakukan itu, atau kebijakan-kebijakan politik itu, itu berdasarkan rangkuman dari asumsi-asumsi," sambung dia.
Ia pun menjawab pertanyaan wartawan terkait sejumlah quick count yang menunjukkan hasil sementara PPP tidak lolos ke parlemen.
Menurutnya, ada juga lembaga survei yang menunjukkan suara PPP lolos ambang batas untuk masuk ke parlemen.
Soal itu, ia pun meminta publik bersabar.
Baca juga: PPP Diambang Tak Lolos ke Senayan Versi Quick Count 5 Lembaga, tapi Real Count KPU Tembus 4 Persen
"Orang itu kalau baru start dari 1 sampai 100, lah baru 30 terus orang bilang itu sudah selesai, kan nggak fair juga kan. Udah selesai itu kalau sudah seratus gitu kan," kata Mardiono.